Pada Sabtu (26/9/2020), Biden mengharapkan "serangan pribadi dan kebohongan" dari Trum, menyamakan Trump dengan Kepala Propaganda Nazi Joseph Goebbels.
Mantan wakil presiden itu hingga saat ini tetap tidak bisa pergi jauh dari kediamannya di Delaware untuk berkampanye secara aman karena pandemi virus corona.
Sementara itu, Trump telah mencemooh pedoman physical distancing yang dicanangkan pemerintahanya sendiri ke sejumlah negara bagian.
Baca juga: Hakim AS Tangguhkan Upaya Trump Larang Aplikasi TikTok
Dia juga sering berpidato di tengah kerumunan massa di mana para peserta yang memakai masker hanya terlihat sedikit sekali.
Perdebatan juga muncul ketika kedua belah pihak mencoba mengeksploitasi upaya Trump untuk memasang Amy Coney Barrett yang konservatif sebagai Hakim Agung AS, menggantikan Ruth Bader yang pada 18 September meninggal dunia.
Trump melihat pencalonan Barrett sebagai Hakim Agung AS akan mendorong kampanyenya yang bermasalah.
Dia mengatakan kepada Fox & Friends pada Minggu bahwa Senat akan "dengan mudah" mengonfirmasi Barrett sebelum pemilihan, meskipun ada tentangan dari Partai Demokrat.
Tetapi Biden membalas, menuduh Trump mempercepat pencalonan Barrett untuk meluncurkan serangan baru terhadap sektor kesehatan.
Baca juga: Ribuan Orang Gelar Doa Bersama dan Beri Dukungan pada Trump
Biden kembali mendesak Senat untuk menunda konfirmasi hingga pemilihan usai, dengan catatan bahwa pemungutan suara lebih awal telah dimulai.
"Belum pernah sebelumnya dalam sejarah bangsa kita, Hakim Mahkamah Agung dinominasikan dan dilantik saat pemilihan presiden sedang berlangsung," kata Biden.
Kecuali ada kejutan besar, senator Partai Republik yang memiliki 53 dari 100 suara di majelis tinggi Kongres, mengkonfirmasi Barrett menjadi Hakim Agung.
Debat yang disiarkan melalui TV bisa menjadi peluang lolos, dengan Trump yang perlu menjelaskan 200.000 kematian akibat virus corona AS, kejatuhan ekonomi jangka panjang, dan kelelahan pada pergolakan konstan yang mengguncang pemerintahannya.
Trump melihat dirinya sebagai pria yang tangguh dan sangat percaya diri dengan kehebatannya di atas panggung.
Baca juga: Trump Resmi Calonkan Barrett Jadi Hakim Agung AS, Biden: Itu Ancaman Bagi Obamacare
Namun, tidak seperti perlakuan menjilat yang dia nikmati selama panggilan mingguannya ke Fox News atau suasana memuja saat kampanye, dia akan mendapati dirinya menghadapi saingan yang teguh dan menganggapnya sebagai "racun" bagi AS.
"Ketika Joe Biden melangkah ke panggung debat, itu akan menjadi momen pertama dalam empat tahun di mana rakyat AS memiliki kesempatan untuk menghadapi Donald Trump atas apa yang telah dia lakukan," kata Steve Schmidt, seorang ahli strategi Partai Republik yang berseberangan dengan Trump kepada MSNBC.
Direktur Pusat Kajian Kongres dan Kepresidenan di American University, David Barker, memprediksi bahwa Trump akan mencoba memancing Biden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.