Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Dibalik "Background" Pemimpin Dunia yang Pidato saat Sidang Umum PBB

Kompas.com - 27/09/2020, 23:41 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Morrison, PM Australia, memilih suasana yang lebih komunikatif dengan memilih background sebuah tempat cerah yang menghadap ke pelabuhan kota dan gedung opera Australia yang terkenal, dengan perahu yang lewat di latar belakang.

Baca juga: Paus Fransiskus ke PBB: Gunakan Krisis Covid-19 untuk Hasil yang Lebih Baik, Bukan yang Buruk

 

Morrison, yang pernah mengeluh tentang lembaga internasional yang memerintah negara-negara sekitarnya, menyebut virus corona sebagai pengingat akan pentingnya kerja sama multinasional, meskipun dia menambahkan bahwa lembaga internasional harus "bertanggung jawab kepada negara-negara berdaulat yang membentuknya."

Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama, memiliki kerumunan di latar belakang pidatonya untuk sesi khusus pada peringatan 75 tahun PBB.

Setelah sambutannya menyoroti peran Fiji dalam misi penjaga perdamaian dan upaya pelestarian laut, dia dan para kerumunan itu bersorak untuk PBB.

Yang pasti, pada umumnya para pemimpin berbicara dalam bahasa visual tradisional yang biasa terdapat pada pembuatan pidato politik, diapit oleh bendera dengan latar belakang polos yang cocok untuk TV.

Tapi ada juga yang lebih luwes, Kausea Natano misalnya, perdana menteri negara kepulauan Pasifik Tuvalu, memberikan background kepada penonton global pemandangan pantai tropisnya.

Bagi para pemimpin negara, latar belakang tentu saja sering kali berbicara lebih dari sekadar selera individu.

Baca juga: Trump dalam Sidang Umum PBB: China Harus Dimintai Pertanggungjawaban soal Covid-19

Presiden Venezuela Nicolás Maduro berbicara dengan background potret besar pemimpin kemerdekaan Amerika Selatan abad ke-19 Simón Bolivar dan memanggilnya sambil mengecam Amerika Serikat, yang tidak mengakui Maduro sebagai presiden Venezuela.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggunakan ruang diplomatik Gedung Putih untuk merekam pidato singkat yang tidak biasa yang berfokus pada kritiknya terhadap China.

Presiden Palau, misalnya, menggunakan videonya untuk mengirim pesan yang lebih dekat dan pribadi dalam pidato terakhirnya di PBB setelah menjabat sebagai pemimpin negara kepulauan Pasifik selama 16 dari 20 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com