Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh 20 Orang di India Suap Polisi Rp 10 Miliar agar Dibebaskan

Kompas.com - 27/09/2020, 18:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Gulf News

PATNA, KOMPAS.com - Seorang pembunuh profesional yang sudah membunuh 20 orang di India dilaporkan sempat menawarkan suap Rp 10 miliar kepada polisi agar dibebaskan.

Avinash Srivastava, dikenal juga sebagai Amit, tertangkap di hotel kota Raxaul ketika mencoba untuk menyelinap ke perbatasan Nepal.

Saat ditangkap, Amit terdengar menawarkan uang dalam jumlah besar kepada polisi, di mana dia hanya butuh dua jam untuk menyiapkannya.

Baca juga: Pembunuh Bayaran Menghantui Warga

"Tolong tinggalkan saya. Saya akan berikan 50 juta rupee (Rp 10 miliar)," jelas si pembunuh profesional seperti dilaporkan Gulf News Sabtu (26/9/2020).

Pengawas Polisi Patna Upendra Sharma menuturkan, pihaknya jelas menolak tawaran itu seraya segera menginterogasi Srivastava begitu ditangkap.

"Kami menginterogasi si pembunuh, di mana dia mengaku sudah terlibat dalam banyak kasus kejahatan," jelas Petugas Sharma.

Penegak hukum menyatakan, Srivastava yang adalah pakar IT dan mahir berbahasa Inggris itu terjun ke dunia gelap untuk membalaskan kematian ayahnya, Lalan Srivastava.

Lalan, yang adalah seorang politisi India, terbunuh pada 2002. Jadi, Srivastava atau Amit berkeliling untuk menemukan para pembunuh ayahnya.

Baca juga: Pembunuh Berantai Perkosa dan Bunuh Siswi SD, Kasusnya 17 Tahun Tak Terpecahkan

Aparat mengungkapkan bahwa Srivastava melakukan pembunuhan dengan cara kejam, di mana dia pernah menembakkan 32 peluru ke pembunuh ayahnya.

Kemudian, dia juga pernah duduk di atas jenazah korbannya selama tiga jam, di mana setiap lima menit dia akan menembak.

"Sejauh ini sejak 2003, dia mengaku sudah melakukan 20 pembunuhan tanpa menunjukkan rasa ampun sedikit pun," jelas polisi senior.

Ditembak 32 kali

Srivastava disebut menuntaskan pendidikan S2-nya di jurusan Aplikasi Komputer di Universitas Jamia Milia Islamia, kampus bergengsi di New Delhi.

Baca juga: Pembunuh Berantai Tak Tersentuh Lebih dari 30 Tahun, Polisi Korsel Minta Maaf

Berdasarkan keterangan si pembunuh berantai, hidupnya sebagai pakar IT berjalan begitu baik hingga sang ayah menjadi korban pembunuhan.

Sebelum masuk ke dunia kejahatan, dia merupakan staf di salah satu perusahaan konsultasi teknologi dan menerima gaji besar.

Setelah satu tahun, dia berhasil menemukan orang yang membunuh ayahnya, Pappu Khan, di mana dia ditembak hingga 32 kali.

Dikatakan bahwa si pembunuh profesional sudah melenyapkan nyawa lima dari enam orang yang diduga terlibat dalam kematian ayahnya.

Baca juga: Pakar Pembunuh Berantai Perancis Ini Mengaku Sudah Berbohong Selama Kariernya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com