WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hakim Mahkamah Agung AS Ruth Bader Ginsburg, seorang ikon pejuang hak-hak perempuan dan dikenal dekat dengan kaum liberal, meninggal karena kanker pada usia 87 tahun, kata Mahkamah Agung.
Ginsburg meninggal pada hari Jumat karena kanker pankreas yang menyebar. Ia meninggal di rumahnya di Washington, DC, didampingi oleh keluarga, demikian penjelasan dari pernyataan tersebut.
Awal tahun ini, Ginsburg mengatakan ia menjalani kemoterapi karena kankernya kambuh.
Baca juga: Trump Berulah Lagi di Twitter, Retweet Video Editan Biden Olok-olok Polisi
Ia dikenal sebagai seorang feminis terkemuka yang dekat dengan kaum liberal di AS.
Ginsburg adalah hakim tertua dan perempuan kedua yang duduk di Mahkamah Agung, di mana ia menjabat selama 27 tahun.
"Bangsa Kita telah kehilangan ahli hukum yang memiliki reputasi bersejarah," kata Ketua Mahkamah Agung John Roberts dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat. "Kami di Mahkamah Agung telah kehilangan seorang kolega yang disayanginya. Hari ini kami berduka, tetapi dengan keyakinan bahwa generasi mendatang akan mengingat Ruth Bader Ginsburg seperti yang kami kenal - seorang pejuang keadilan yang tak kenal lelah dan tegas."
Sebagai salah satu dari empat hakim liberal di pengadilan, kesehatannya diawasi dengan ketat. Kematian Ginsburg meningkatkan prospek Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, yang mencoba memperluas mayoritas konservatifnya, bahkan sebelum pemilihan umum November.
Baca juga: Jelang Debat Pilpres AS 2020, Joe Biden Bakal Pelajari Komentar Trump
Tanggapan Trump
Pada hari-hari sebelum kematiannya, Ginsburg menyatakan ketidaksetujuannya yang kuat atas tindakan Trump itu. "Keinginan saya yang paling kuat adalah saya tidak akan diganti sampai presiden baru dilantik," tulisnya dalam sebuah pernyataan kepada cucunya, menurut National Public Radio.
Presiden Trump diharapkan untuk mencalonkan pengganti konservatif untuk Ginsburg secepat mungkin, sumber Gedung Putih mengatakan kepada mitra BBC, CBS News.
Trump bereaksi terhadap kematian Ginsburg setelah rapat umum pemilihan di Minnesota, dengan mengatakan,"Saya tidak tahu itu. Ia menjalani kehidupan yang luar biasa, apa lagi yang bisa Anda katakan?"
Ginsburg mengalami serangan kanker sebanyak lima kali, terakhir pada awal tahun 2020. Ia menjalani perawatan rumah sakit beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, tetapi segera kembali bekerja setiap usai perawatan.
Dalam sebuah pernyataan pada Juli, hakim mengatakan pengobatan kankernya telah membuahkan "hasil positif", ia pun bersikeras tidak akan pensiun.
"Saya sudah sering mengatakan akan tetap menjadi anggota MA selama saya bisa melakukan tugas dengan sepenuh hati," ujarnya. "Saya tetap bisa melakukan tugas itu sepenuhnya."
Baca juga: Pertama Kali dalam 175 Tahun, Majalah Scientific American Dukung Capres AS Biden
Hakim Mahkamah Agung AS menjabat seumur hidup atau sampai mereka memilih untuk pensiun, dan para pendukungnya menyatakan keprihatinan bahwa keadilan yang lebih konservatif dapat menggantikan Ginsburg.