Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Salman Pecat Komandan Top Arab Saudi karena Diduga Korupsi

Kompas.com - 01/09/2020, 12:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Seorang komandan militer top Arab Saudi dan anaknya dipecat Raja Salman, setelah mereka ditengarai melakukan korupsi.

Keduanya adalah komandan pasukan gabungan Pangeran Fahad bin Turki dan putranya Abdulaziz bin Fahad, yang menjabat sebagai Wakil Emir Al Jouf.

Berdasarkan laporan dari media Arab Saudi, keduanya tidak hanya dipecat. Tetapi juga masuk ke dalam penyelidikan korupsi.

Baca juga: Pesawat Nirawak Bermuatan Bom Berhasil Dicegat, Arab Saudi Tuding Pemberontak Houthi Pelakunya

Merujuk kepada dekrit Raja Salman, sejumlah pejabat dari kementerian pertahanan juga diselidiki karena melakukan perbuatan rasuah.

Pangeran Fahad disebut merupakan komandan koalisi militer yang dipimpin Saudi untuk menyerang kelompok pemberontak Yaman, Houthi.

Dia digantikan oleh Mutlaq bin Salim yang sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala staf atas rekomendasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Penulis sekaligus analis Saudi Ali Shihabi mengatakan, pemecatan terhadap Pangeran Fahad dan Abdulaziz adalah keseriusan Riyadh dalam menangani korupsi.

Kabar yang menimpa komandan top tersebut merupakan babak terbaru negara kaya minyak itu berusha membersihkan jajarannya dari rasuah.

Dilansir AFP Selasa (1/9/2020), Pangeran Fahad merupakan satu dari sekian banyak pejabat yang ditendang atas dugaan penyuapan di sektor pariwisata.

Baca juga: Maroko dan Arab Saudi dengan Tegas Tolak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Pada Maret, Human Rights Watch mengaku khawatir atas kabar penangkapan 298 ofisial Saudi, di mana mereka berpotensi mendapat ketidakadilan.

Mereka didakwa menerima suap dan penggelapan senilai 379 juta riyal, sekitar Rp 1,4 triliun, menurut badan anti-korupsi Saudi.

Lembaga pengawas tersebut menyatakan, penangkapan itu terjadi setelah mereka menginvestigasi 674 pegawai negara, tanpa menyebutkan pelaku.

Pada 2017, sebuah kampanye anti-korupsi dilancarkan dengan ratusan pangeran, menteri, dan pengusaha ditahan di hotel mewah Ritz-Calrlton.

Kebanyakan mereka ditahan lebih dari tiga pekan, dan dibebaskan setelah mereka menyetujui untuk membayar sejumlah harta.

Operasi tersebut dipimpin oleh Putra Mahkota MBS, julukan Mohammed bin Salman, dan dipandang sebagai upaya mengukuhkan kekuasaannya.

Baca juga: Tanpa Perdamaian Palestina, Arab Saudi Tak Bakal Gelar Kesepakatan dengan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com