Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Beirut, 7 Orang Masih Dinyatakan Hilang

Kompas.com - 30/08/2020, 06:10 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Tentara Lebanon pada Sabtu (29/8/2020) melaporkan bahwa sebanyak 7 orang, termasuk setidaknya 3 warga Lebanon, masih hilang setelah ledakan di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu yang menewaskan sekitar 188 orang.

"Operasi pencarian dan penyelamatan masih belum berhenti sampai korban hilang ditemukan semuanya," ujar Juru bicara militer, Elias Aad selama konferensi pers.

Dikutip media Perancis AFP, Aad mengatakan, "Masih ada 7 orang hilang: 3 warga Lebanon yang keluarganya sudah mengirim sampel DNA, 3 warga negara Suriah dan 1 warga negara Mesir."

Baca juga: Virus Corona Melonjak Pasca-Ledakan Beirut, Lebanon Lockdown Lagi

Juru bicara itu mengatakan angka korban hilang dikumpulkan dari data yang didaftarkan oleh Pasukan Keamanan Internal Lebanon (ISF) bekerja sama dengan Palang Merah.

Pihak ISF sendiri pekan lalu mengatakan sebanyak 33 orang telah hilang akibat ledakan masif. Sementara Kementerian Kesehatan pada Sabtu kemarin menyatakan bahwa angka kematian meningkat menjadi 188 orang.

Ledakan tumpukan besar pupuk amonium nitrat di pelabuhan Beirut juga melukai sedikitnya 6.500 orang dan menyebabkan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Ledakan Beirut, Siapa yang Seharusnya Bertanggung Jawab?

Peristiwa itu menumpuk kesengsaraan baru di kota itu setelah berbulan-bulan mengalami krisis ekonomi dan pandemi virus corona.

Diperkirakan sebanyak 300.000 orang termasuk sekitar 100.000 anak, yang rumahnya rusak atau hancur akibat ledakan itu, menghadapi kurangnya akses ke layanan air bersih dan sanitasi yang kritis, ungkap UNICEF pada Jumat.

“Karena kasus Covid-19 terus meningkat, sangatlah penting untuk memastikan bahwa anak-anak dan keluarga yang hidupnya hancur karena ledakan memiliki akses ke air bersih dan sanitasi,” kata Perwakilan UNICEF Lebanon Yukie Mokuo.

Baca juga: Ledakan di Beirut, Apakah Akan Picu Gejolak Arab Spring?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

Global
Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com