Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Dilanda Demonstrasi "Anti-corona"

Kompas.com - 29/08/2020, 19:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com – Ribuan rakyat Jerman turun ke jalan di Berlin untuk memprotes pembatasan terkait virus corona pada Sabtu (29/8/2020).

Pihak kepolisian menyerukan agar aksi tersebut dibubarkan karena para demonstran tidak memakai masker dan tidak mematuhi physical distancing.

Dilansir dari AFP, polisi menyatakan para pengunjuk rasa tidak mematuhi aturan physical distancing meski sudah diingatkan berulang kali.

“Tidak ada pilihan lain selain membubarkan aksi unjuk rasa,” kata polisi.

Sebelumnya, ribuan orang yang skeptis akan virus corona dilaporkan akan berunjuk rasa di Berlin. Aksi tersebut diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 22.000 orang.

Baca juga: Studi Corona Terbaru Jerman Ungkap Bagaimana Wabah Menyebar

Mereka memprotes aturan pembatasan sosial yang dimaksudkan untuk menekan penyebaran virus corona dari pemerintah.

Otoritas Berlin sebelumnya telah memutuskan untuk tidak mengizinkan demonstrasi yang dilaksanakan pada Sabtu.

Langkah tersebut diambil karena khawatir mereka tidak akan menjaga jarak 1,5 meter satu sama lain dan tidak memakai masker.

Pelarangan tersebut lantas memicu kemarahan peserta aksi.

Baca juga: Pelajari Risiko Transmisi Covid-19 dalam Kerumunan, Peneliti Jerman Gelar Eksperimen Konser

Di media sosial, mereka menumpahkan kekesalan mereka atas larangan tersebut dan berjanji tetap akan turun ke jalan. Mereka bahkan mengancam akan melakukan tindak kekerasan.

Sebelum demo dilancarkan, pengadilan administratif Berlin mengizinkan aksi unjuk rasa tersebut digelar.

Pihak pengadilan menyatakan tidak ada indikasi bahwa penyelenggara aksi akan "dengan sengaja mengabaikan" aturan physical distancing dan membahayakan kesehatan masyarakat.

“Kebebasan”

Pada Sabtu pagi, massa berkumpul di titik awal aksi demo di sekitar Gerbang Brandenburg.

Salah satu warga Berlin, Stefan, mangatakan bahwa meski dia ikut aksi tersebut, dia mengaku bukanlah simpatisan sayap kanan ekstrem.

Baca juga: Universitas di Jerman Siap Bayar Rp 27 Juta untuk Aktivitas Rebahan

"Saya di sini untuk membela kebebasan fundamental kami," kata Stefan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com