Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Perdamaian Palestina, Arab Saudi Tak Bakal Gelar Kesepakatan dengan Israel

Kompas.com - 19/08/2020, 22:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi menyatakan, mereka tak akan menggelar kesepakatan apa pun dengan Israel jika tak melakukan perjanjian damai bersama Palestina.

Pernyataan Riyadh itu merespons langkah Uni Emirat Arab yang pada pekan lalu memutuskan melakukan pemulihan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.

Kepada awak media di Berlin, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan "perdamaian harus dicapai oleh rakyat Palestina".

Baca juga: Masjid Al Aqsa Dibuka untuk Semua Muslim, Dampak Perjanjian Damai UEA-Israel

Menurut Pangeran Faisal, cara itu merupakan dasar dari perjanjian internasional terkait pemulihan relasi diplomatik dengan Israel.

"Jika (perdamaian) itu tercapai, maka segalanya bakal menjadi mungkin," kata dia seperti diberitakan kantor berita AFP Rabu (19/8/2020).

Pada pekan lalu, publik terkejut ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan perjanjian damai antara Tel Aviv dengan Uni Emirat Arab (UEA).

Perjanjian dengan UEA itu merupakan yang ketiga antara Israel dengan negara Arab, setelah dua lainnya adalah Yordania dan Mesir.

Kesepakatan pemulihan relasi itu kemudian memunculkan prospek adanya perjanjian serupa dengan negara Teluk yang mendukung Barat.

Hingga saat ini, Arab Saudi masih diam. Namun, diyakini mereka tak bakal terburu-buru mengikuti langkah UEA meski ditekan oleh Washington.

Dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Pangeran Faisal mengkritik "kebijakan sepihak" dari Tel Aviv.

Baca juga: Khawatir Superioritas Militernya Ditandingi, Israel Bersikeras Menentang AS Jual Senjata ke UEA

Dia merujuk kepada pembangunan permukiman di Tepi Barat. Langkah yang dianggap sebagai "ilegal" dan "merusak" solusi dua negara.

Sebagai bagian dari kesepakatan dengan Abu Dhabi, Tel Aviv sepakat untuk menunda deklarasi permukiman mereka di Tepi Barat.

Meski, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa rencana tersebut tidak dikeluarkan dari mejanya di masa mendatang.

Palestina jelas memprotes langkah tersebut, karena dianggap mengkhianati negara Arab lain bahwa pemulihan dengan Israel terjadi jika solusi damai diterapkan.

Pangeran Faisal mengakui, pada 2002 Arab Saudi sempat menjadi sponsor inisiatif damai Arab, berisi upaya pemulihan relasi dengan Israel.

Namun kini, dia menegaskan bahwa langkah menuju normalisasi tidak akan terjadi sebelum perdamaian dengan Palestina tercapai.

Baca juga: Selama 7 Malam Berturut-turut Pesawat Israel Serang Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com