Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Tuding China Ada di Balik Serangan Siber ke 10 Lembaga Negara

Kompas.com - 19/08/2020, 13:59 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TAIPEI, KOMPAS.com – Taiwan mengatakan kelompok peretas yang terkait dengan Pemerintah China telah melakukan serangan siber terhadap 10 lembaga negara.

Kelompok peretas itu juga menyerang 6.000 akun surat elektronik pejabat pemerintah dalam upaya infiltrasi untuk mencuri data yang penting.

Taiwan mendesak rakyatnya untuk waspada terhadap “inflitrasi di mana-mana dari China” sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (19/8/2020).

Infiltrasi tersebut melibatkan mulai dari kampanye media yang didukung Beijing hingga serangan dunia maya.

"Kelompok peretas China telah menyusup ke lembaga pemerintah dan penyedia layanan informasi untuk waktu yang lama," kata wakil direktur Kantor Investigasi Keamanan Siber Biro Investigasi Taiwan, Liu Chia-zung.

Baca juga: Taiwan-Somaliland Jalin Hubungan Diplomatik, China dan Somalia Marah

Liu menambahkan kelompok peretas tersebut bertujuan untuk mendapatkan dokumen dan data penting pemerintah.

“Beberapa data pemerintah mungkin telah bocor. Ini telah menjadi ancaman yang besar,” sambung Liu.

Kantor Investigasi Keamanan Siber Biro Investigasi Taiwan mengatakan serang siber tersebut dimulai pada awal 2018.

Kantor tersebut menambahkan pihaknya belum dapat mengidentifikasi data apa yang berhasil dicuri karena para peretas menyembunyikan jejak mereka.

Setidaknya ada empat perusahaan teknologi yang memberikan layanan informasi kepada pemerintah yang dilaporkan diserang dan disusupi oleh dua kelompok peretas tersebut.

Baca juga: Khawatir jadi Mata-mata China, Taiwan Perketat Warga Hong Kong yang Masuk

Kantor Urusan Taiwan China tidak menanggapi permintaan komentar.

Pemerintah China secara rutin menyangkal keterlibatan dalam peretasan dan mengatakan akan menghukum mereka yang melakukannya.

Liu mengatakan Taiwan yakin dua kelompok peretas yang melakukan serang siber yakni Blacktech dan Taidoor didukung oleh Partai Komunis China.

Dia menambahkan mereka menargetkan celah dalam sistem yang disediakan oleh penyedia layanan informasi pemerintah Taiwan.

Oleh karena itu, dia juga berharap agar instansi pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap penyedia layanan.

Baca juga: Taiwan Beli Jet Tempur F-16 dari AS, China Berang

Dia mengatakan kantornya sedang menyelidiki rantai pasokan layanan untuk melihat apakah ada perusahaan atau individu Taiwan yang telah bekerja dengan peretas China.

Berita peretasan tersebut datang di tengah ketegangan yang meningkat antara Taiwan dengan China.

China baru-baru ini dilaporkan telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com