BOGOTA, KOMPAS.com – Pada 8 Agustus, oknum tentara mengejar Fernando Osorio, seorang fotografer untuk media lokal Voces del Guayabero.
Osorio dikejar tentara karena meliput protes petani koka di Kota Vista Hermosa, Kolombia, yang tanamannya diberantas oleh militer.
Selain dikejar, oknum militer itu juga menembakkan senjata api ke arah jurnalis foto tersebut. Beruntung nyawanya masih terselamatkan.
Dia mengungkapkan kejadian itu kepada Committee to Protect Journalist (CPJ) dan sebuah laporan dari Foundation for Press Freedom (FLIP) yang berbasis di Bogota.
Osorio mengatakan bahwa dia dan Edilson Alvarez, reporter Voces del Guayabero, mulanya mengungsi di rumah seorang petani.
Baca juga: Jurnalis Ini Tunggu 5 Tahun untuk Berikan Pertanyaan ke Trump: Apa Anda Menyesal Sudah Berbohong?
Tak lama kemudian, oknum tentara tiba di rumah tersebut lantas menghina kedua wartawan itu dan menuduh mereka sebagai gerilyawan sayap kiri.
Osorio dan Alvarez lantas ditahan di dalam rumah petani tersebut sekitar enam jam sebelum dibebaskan tanpa tuduhan sebagaimana dilansir dari CPJ.
“Mereka mengejar saya dan menembak saya," kata Osorio kepada CPJ.
Sementara itu, Alvarez tidak menjawab panggilan telepon dan pesan suara dari CPJ.
Osorio juga mengatakan kepada CPJ bahwa pada 13 Agustus, saat ia meliput protes petani koka lainnya, oknum tentara menghinanya.
Baca juga: Di Bangladesh, 12 Jurnalis Tewas Karena Covid-19
Selain itu, oknum tentara juga mengarahkan senapan ke arahnya dan menyuruhnya berbaring telungkup sebentar di pinggir jalan.
Menurut laporan media setempat, pejabat militer mengklaim pemberontak menekan petani untuk memprotes kampanye pemberantasan koka yang digunakan sebagai bahan baku yang membuat kokain.
Para petani koka dilaporkan telah melakukan aksi protes sejak Mei.
Osorio mengatakan liputan dari Voces del Guayabero telah dilansir oleh media Kolombia lainnya yang tidak dapat mengirim koresponden karena pandemi Covid-19.
Saat meliput aksi protes pada 4 Juni, Osorio melaporkan seorang tentara menembaknya, merusak kameranya, dan memotong jari kelingking dan sebagian dari jari manisnya.
Baca juga: Jurnalis Rusia Mengaku Tangannya Patah akibat Diserang Polisi