Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bangladesh, 12 Jurnalis Tewas Karena Covid-19

Kompas.com - 13/07/2020, 21:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

DHAKA, KOMPAS.com - Setidaknya 12 jurnalis meninggal dunia karena positif terinfeksi Covid-19 dan 9 jurnalis meninggal dengan gejala virus corona di Bangladesh.

Meski jumlah kematian tersebut masih di bawah jumlah kematian tenaga medis, namun jumlah tersebut mengindikasikan bahwa pekerjaan sebagai jurnalis di Bangladesh merupakan pekerjaan yang rawan.

Di seluruh dunia, 186 jurnalis telah meninggal saat pandemi berdasarkan Press Emblem Campaign yang berbasis di Jenewa, Swiss.

Dari jumlah kematian jurnalis tersebut, Peru menyumbang jumlah kematian paling banyak dengan 37 kematian. Disusul Brasil dengan 16 kematian.

Total jumlah jurnalis yang meninggal tersebut merupakan jurnalis yang positif terinfeksi virus corona sebagaimana dilansir dari The Telegraph, Senin (13/7/2020).

Baca juga: Seorang Wartawan Meninggal karena Covid-19, 20 Jurnalis Lainnya Jalani Rapid Test

Sejumlah Jurnalis di Bangladesh menyalahkan kurangnya alat pelindung diri (APD) saat meliput di garis terdepan pandemi atas total kematian tersebut.

Kelompok sukarelawan yang berbasis di Dhaka, Our Media,Our Right, melaporkan temuan 555 kasus jurnalis yang terinfeksi virus corona.

Di negara tersebut, total kasus terkonfirmasi virus corona sebanyak 172.000 kasus dengan total kematian 2.000 orang.

Koordinator Our Media, Our Right Ahammad Foyez mengatakan pengusaha media harus bertanggung jawab terhadap jurnalisnya yang meliput kasus virus corona di garis terdepan seperti rumah sakit.

Seorang reporter senior dari Jamuna Television, Akhlakus Safa, mengatakan kali pertama dia merasakan gejala Covid-19 setelah liputan dari rumah sakit.

Baca juga: Jurnalis Rusia Mengaku Tangannya Patah akibat Diserang Polisi

“Ketika saya akan dites, saya takut, sampai sekarang. Dari awal, APD yang saya kenakan kurang memadai,” kata Safa.

Di kantornya, orang-orang bekerja saling berdekatan. Dan dia takut menjadi penular virus tanpa dia ketahui.

"Ketakutan yang tidak diketahui ini sekarang bersama saya sepanjang waktu. [Ketika aku sakit] kadang-kadang aku terlalu lemah untuk berjalan. Aku masih merasakan hal yang sama," ujar Safa.

Seorang jurnalis koran Humayan Kabir Kokon, meninggal karena penyakit vrus corona di Dhaka. Istrinya, Sharmin Sultana Rina, dan putranya juga terinfeksi.

"Hanya mereka yang telah kehilangan [seseorang] yang mengetahui kesedihan. Saya dan anak-anak saya tidak dapat menghadiri pemakamannya karena kami juga terinfeksi," kata Sultana Rina.

Baca juga: 1 Wartawan Meninggal dengan Status PDP, Jurnalis Pamekasan Jalani Rapid Test

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com