Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2020, 10:33 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MAPUTO, KOMPAS.com - Setelah terjadinya ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, pada Selasa pekan lalu, Pemerintah Mozambik mengatakan tidak bertanggung jawab atas bencana mematikan tersebut.

Sedikitnya ada 171 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang lainnya luka-luka, saat 2.750 ton amonium nitrat meledak setelah disimpan 6 tahun lamanya di gudang pelabuhan Beirut tanpa pengawasan keamanan.

Perusahaan swasta Mozambik, Fabrica de Explosivos de Mocambique (FEM), mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah memesan amonium nitrat dari Georgia pada 2013, tetapi tidak pernah menerima pengiriman tersebut.

Kemudian, diketahui bahwa pesanan amonium nitrat disita di pelabuhan Beirut bertahun-tahun hingga mengakibatkan bencana di sana.

Baca juga: Presiden Perancis Peringatkan Iran Tidak Mengintervensi Politik Lebanon

Juru bicara pemerintah Mozambik, Filimao Suaze, mengatakan bahwa yang menyebabkan amonium nitrat berbahaya hingga menciptakan suatu ledakan tanpa disadari adalah terkait cara penyimpanannya.

"Masalahnya tidak terfokus pada amonium nitrat seperti itu (bahan peledak), tetapi pada proses penyimpanan dan untuk memahami mengapa itu (amonium nitrat) akan bertahan begitu lama di pelabuhan itu (Beirut)," kata Suaze kepada wartawan setelah pertemuan kabinet mingguan Selasa malam.

Suaze juga mengatakan bahwa otoritas Mozambik dalam menggunakan amonium nitrat telah sesuai dengan prosedur keamanan yang ada.

"Kami ingin meyakinkan Anda bahwa cara kerja pejabat pelabuhan Mozambik dan perusahaan (pengiriman) yang terkait dengan area ledakan itu... sejalan dengan peraturan," tambahnya.

Baca juga: Pemerintah Lebanon Perangi Korupsi, Jaminan yang Diharapkan Komunitas Internasional

Tidak hanya FEM yang diyakini telah memesan zat tersebut, Suaze merujuk pada "perusahaan nasional" yang mengatakan bahwa mereka bermaksud untuk membeli bahan kimia tersebut juga pada 2013.

Mendaratnya kargo berisi ribuan amonium nitrat di pelabuhan Beirut, dikatakannya, bukan tindakan yang dikehendaki dan disengaja oleh perusahaan terkait pengadaan ataupun pengiriman.

"Dan bukan terserah perusahaan-perusahaan ini untuk menjelaskan mengapa kapal itu ditahan di Beirut dan mengapa ledakan itu terjadi," kata Suaze dalam komentar pertama negara Afrika Selatan setelah bencana itu terjadi.

Amonium nitrat memiliki kegunaan ganda sebagai pupuk atau bahan peledak, di mana di Mozambik digunakan oleh industri pertambangan.

Baca juga: Perawat Pahlawan Ini Kisahkan Momen Selamatkan 3 Bayi dari Ledakan Lebanon

Sebuah sumber di FEM mengatakan kepada AFP bahwa perusahaan tersebut memesan amonium nitrat dari perusahaan yang berbasis di Georgia bernama Savaro pada 2013 untuk dikirim ke pelabuhan Beira di Mozambik.

"Namun, pesanan tidak pernah terkirim," kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya dan tidak memberikan alasan tidak terkirim.

Dia mengatakan, FEM tidak memiliki hubungan dengan pengirim atau perusahaan ekspedisi yang mungkin terlibat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com