Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Amonium Nitrat Miliknya yang Ditahan di Lebanon, Pemerintah Mozambik Akhirnya Berkomentar

MAPUTO, KOMPAS.com - Setelah terjadinya ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, pada Selasa pekan lalu, Pemerintah Mozambik mengatakan tidak bertanggung jawab atas bencana mematikan tersebut.

Sedikitnya ada 171 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang lainnya luka-luka, saat 2.750 ton amonium nitrat meledak setelah disimpan 6 tahun lamanya di gudang pelabuhan Beirut tanpa pengawasan keamanan.

Perusahaan swasta Mozambik, Fabrica de Explosivos de Mocambique (FEM), mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah memesan amonium nitrat dari Georgia pada 2013, tetapi tidak pernah menerima pengiriman tersebut.

Kemudian, diketahui bahwa pesanan amonium nitrat disita di pelabuhan Beirut bertahun-tahun hingga mengakibatkan bencana di sana.

Juru bicara pemerintah Mozambik, Filimao Suaze, mengatakan bahwa yang menyebabkan amonium nitrat berbahaya hingga menciptakan suatu ledakan tanpa disadari adalah terkait cara penyimpanannya.

"Masalahnya tidak terfokus pada amonium nitrat seperti itu (bahan peledak), tetapi pada proses penyimpanan dan untuk memahami mengapa itu (amonium nitrat) akan bertahan begitu lama di pelabuhan itu (Beirut)," kata Suaze kepada wartawan setelah pertemuan kabinet mingguan Selasa malam.

Suaze juga mengatakan bahwa otoritas Mozambik dalam menggunakan amonium nitrat telah sesuai dengan prosedur keamanan yang ada.

"Kami ingin meyakinkan Anda bahwa cara kerja pejabat pelabuhan Mozambik dan perusahaan (pengiriman) yang terkait dengan area ledakan itu... sejalan dengan peraturan," tambahnya.

Tidak hanya FEM yang diyakini telah memesan zat tersebut, Suaze merujuk pada "perusahaan nasional" yang mengatakan bahwa mereka bermaksud untuk membeli bahan kimia tersebut juga pada 2013.

Mendaratnya kargo berisi ribuan amonium nitrat di pelabuhan Beirut, dikatakannya, bukan tindakan yang dikehendaki dan disengaja oleh perusahaan terkait pengadaan ataupun pengiriman.

"Dan bukan terserah perusahaan-perusahaan ini untuk menjelaskan mengapa kapal itu ditahan di Beirut dan mengapa ledakan itu terjadi," kata Suaze dalam komentar pertama negara Afrika Selatan setelah bencana itu terjadi.

Amonium nitrat memiliki kegunaan ganda sebagai pupuk atau bahan peledak, di mana di Mozambik digunakan oleh industri pertambangan.

Sebuah sumber di FEM mengatakan kepada AFP bahwa perusahaan tersebut memesan amonium nitrat dari perusahaan yang berbasis di Georgia bernama Savaro pada 2013 untuk dikirim ke pelabuhan Beira di Mozambik.

"Namun, pesanan tidak pernah terkirim," kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya dan tidak memberikan alasan tidak terkirim.

Dia mengatakan, FEM tidak memiliki hubungan dengan pengirim atau perusahaan ekspedisi yang mungkin terlibat.

Setelah kargo itu ditahan di Beirut, sumber tersebut mengatakan, Savaro "akhirnya mengirim kargo baru amonium nitrat, melalui kapal lain" ke FEM.

FEM, perusahaan yang berbasis di Maputo, yang didirikan pada 1955, memproduksi bahan peledak untuk tujuan komersial, menurut situs webnya.

Pelabuhan di sepanjang garis pantai Mozambik sepanjang 2.470 kilometer secara teratur menangani amonium nitrat, sebagian besar ditujukan ke negara lain di kawasan, seperti Malawi, Afrika Selatan, Zambia, dan Zimbabwe.

Mereka telah menangani setidaknya 4 juta ton bahan kimia selama lima tahun terakhir, menurut pemerintah, dengan "tidak ada catatan kecelakaan".

"Semua prosedur keamanan akan dilakukan dengan benar agar kami tidak mengalami situasi seperti yang terjadi di Beirut," ujarnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/13/103318670/soal-amonium-nitrat-miliknya-yang-ditahan-di-lebanon-pemerintah-mozambik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke