“Tanpa dia, persidangan tidak akan terjadi,” kata ilmuwan politik Sophia Brostean-Kaiser dari Nuremberg Trials Memorial, sebuah pusat informasi dan dokumentasi.
Ferencz yang masih hidup bahkan telah diabadikan di museum yang terletak di gedung pengadilan bersejarah itu, dengan foto hitam putih.
“Saya bisa saja menghukum 3.000 pelaku,” kata Ferencz dalam buku itu. Namun dia memilih 24 tersangka.
“Itu adalah pilihan, pola, untuk menunjukkan kepada dunia apa yang telah terjadi dan untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.” Akhirnya, hakim menjatuhkan 14 hukuman mati.
Gut menggambarkan keinginan Ferencz untuk menjelaskan bahwa sesuatu seperti Perang Dunia II dan kejahatan Nazi tidak boleh terjadi lagi.
Baca juga: Eks Penjaga Kamp Konsentrasi Nazi Terbukti Bunuh 5.000 Tahanan di Usia 93 Tahun
Dalam dekade berikutnya, Ferencz berjuang tanpa lelah untuk mendirikan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Ferencz, kini berusia 100 tahun, tidak lagi memberikan wawancara. Namun, pengunjung Nuremberg Trials Memorial masih bisa merasakan 'kehadirannya' sepenuhnya.
Di satu ruangan, video ceramah yang dia berikan kepada mahasiswa diputar terus menerus - menayangkan gaya bicaranya yang fasih, lucu, dan meriah.
Keinginan terbesar Ferencz, sebagaimana ditulis Gut, adalah perang harus dibuat ilegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.