Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok: Mengapa Jadi Ancaman Keamanan di Sejumlah Negara?

Kompas.com - 09/08/2020, 15:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Namun, kekhawatiran tidak hanya tentang data apa yang dikumpulkan, tetapi juga lebih teoritis - dapatkah pemerintah China memaksa ByteDance untuk menyerahkan data?

Kekhawatiran yang sama telah dikemukakan tentang Huawei.

Undang-undang Keamanan Nasional 2017 di China memaksa setiap organisasi atau warga negara untuk "mendukung, membantu dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen negara".

Namun, seperti raksasa telekomunikasi China Huawei, bos TikTok telah berulang kali mengatakan bahwa jika itu terjadi, "kami pasti akan menolak setiap permintaan data".

Kekhawatiran lainnya adalah kemungkinan sensor, atau aplikasi yang digunakan untuk mempengaruhi debat publik.

Baca juga: Trump Desak TikTok Dijual ke AS, China: Ini Manipulasi Politik

TikTok adalah salah satu platform pertama yang dikunjungi banyak anak muda untuk berbagi konten berbau aktivisme sosial.

Pada bulan Mei, TikTok mempromosikan #BlackLivesMatter sebagai tren.

Namun, bahkan ketika tagar itu menarik miliaran pengunjung, ada yang mengkritik bahwa konten dari pembuat konten berkulit hitam dibatasi dan bahwa tagar yang terkait dengan protes disembunyikan.

Ini bukan pertama kalinya algoritma TikTok dikritik karena cara pemilihan konten.

Sebuah laporan oleh The Intercept mengatakan bahwa moderator didorong untuk mengacuhkan konten dari siapa pun yang dianggap terlalu "jelek", atau miskin.

Tahun lalu, Guardian melaporkan bahwa materi yang disensor TikTok dianggap sensitif secara politis, termasuk rekaman protes di Lapangan Tiananmen dan tuntutan kemerdekaan Tibet.

Pelaporan lebih lanjut dari Washington Post menunjukkan bahwa moderator di China memiliki keputusan akhir tentang apakah video disetujui.

Baca juga: Jika TikTok Tak Dijual ke AS dalam 6 Minggu, Begini Ancaman Trump

ByteDance mengatakan pedoman seperti itu telah dihapus dan semua moderasi independen dari pengaruh Beijing.

Namun diskusi yang berlangsung dengan Microsoft tentang kemungkinan perusahaan itu membeli operasi TikTok di AS menunjukkan TikTok adalah salah satu produk teknologi paling signifikan selama bertahun-tahun.

TikTok muncul sebagai tempat pertemuan untuk mereka yang berusia di bawah 25 tahun, sedangkan aplikasi seperti Twitter dan Instagram sering dianggap lebih sering digunakan oleh pengguna yang lebih tua.

Tetapi bagi mereka yang menggunakan TikTok untuk menyampaikan aspirasi, kemungkinan larangan aplikasi ini akan terasa seperti kerugian.

Unduhan sejumlah aplikasi pesaing TikTok, seperti Byte dan Triller telah melonjak di AS karena sejumlah pengguna bersiap berpindah aplikasi.

Namun, banyak pengguna yang tampaknya akan bertahan menggunakan TikTok sampai saat-saat terakhir - jika saat pelarangan itu tiba.

Baca juga: TikTok Hendak Diblokir AS, 20 Influencer Marah-marah ke Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com