Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cucu Bos Red Bull Lolos Hukuman Usai Tabrak Lari, Thailand Adakan Penyelidikan Baru

Kompas.com - 04/08/2020, 21:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Jaksa Agung Thailand pada Selasa (4/8/2020) memerintahkan penyelidikan baru, atas kasus tabrak lari yang dilakukan cucu pendiri Red Bull, Vorayuth "Boss" Yoovidhya.

Bulan lalu pengadilan mencabut semua dakwaan yang diarahkan ke Yoovidhya, dan membuatnya bebas dari hukuman.

Publik "Negeri Gajah Putih" pun marah besar usai mendengar putusan itu.

Baca juga: Tabrak Lari Pakai Ferrari dan Tewaskan Polisi, Cucu Bos Red Bull Bebas Dakwaan

Yoovidhya dituduh menewaskan seorang polisi pada 2012, ketika mobil Ferrari-nya mengalami kecelakaan di kawasan elite Bangkok.

Kasus ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan Yoovidhya yang merupakan cucu pendiri Red Bull Chaleo Yoovidhya serta salah satu pewaris kekayaan keluarga, sempat melarikan diri dari Thailand pada 2017.

Kemudian bulan lalu polisi dan jaksa mengatakan, semua dakwaan kepada pria berusia 38 tahun itu dibatalkan, termasuk tuduhan mengemudi secara sembrono yang menyebabkan kematian.

Kantor berita AFP mewartakan, pencabutan dakwaan berdasarkan bukti baru.

Baca juga: Jet Tempur F-15 Hampir Tabrak Mahan Air Iran, Penumpang Boleh Tuntut AS

Tak pelak, putusan pengadilan ini memicu kemarahan rakyat Thailand, dan tagar #BoycottRedBull pun sempat jadi trending topic di Twitter.

Kasus Yooovidhya dianggap sebagai contoh bagaimana miliarder negara tersebut bisa kebal hukum.

Di bawah tekanan yang meningkat, Kejaksaan Agung Thailand, polisi, dan Perdana Menteri masing-masing membuka penyelidikan kenapa tuduhan itu bisa dicabut.

Foto tertanggal 5 April 2017 menunjukkan Vorayuth Boss Yoovidhya yang merupakan cucu pendiri Red Bull, berjalan menuju mobilnya saat beranjak pergi meninggalkan sebuah rumah di London.AP/MATT DUNHAM Foto tertanggal 5 April 2017 menunjukkan Vorayuth Boss Yoovidhya yang merupakan cucu pendiri Red Bull, berjalan menuju mobilnya saat beranjak pergi meninggalkan sebuah rumah di London.
Setelah meninjau lagi kasus tersebut, Kejaksaan Agung pada Selasa mengumumkan akan memerintahkan polisi untuk melakukan penyelidikan baru atas kecelakaan ini, dan dugaan konsumsi narkoba oleh Yooovidhya.

Jejak kokain terdeteksi di tubuh Yooovidhya setelah kecelakaan itu, menurut laporan polisi.

Baca juga: Pesawat Jatuh Tabrak Rumah di Jerman, Meledak dan Keluar Bola Api

Pekan lalu polisi mengatakan ke komite parlemen, mereka tidak mengangkat tuduhan narkoba karena dokter gigi Yoovidhya berujar kokain itu diberikan untuk perawatan gigi.

Kejaksaan Agung mengatakan, "Setuju untuk terlebih dahulu memberi tahu penyelidik polisi, untuk mengajukan dakwaan terhadapnya atas penggunaan... kokain," kata wakil juru bicara Kejaksaan Agung, Prayut Bejaguna.

"Mereka juga harus membuka penyelidikan baru atas tuduhan mengemudi sembrono yang menyebabkan kematian, dengan 7 tahun tersisa di undang-undang pembatasan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com