"Ratusan juta orang memakai TikTok untuk hiburan dan koneksi, termasuk komunitas kreator dan artis kami yang meraup penghasilan dari platform ini."
Baca juga: Bagaimana TikTok Bisa Terjebak di Pusaran Konflik AS-China?
Perusahaan TikTok pekan ini menjanjikan adanya transparansi tingkat tinggi, termasuk memungkinkan peninjauan algoritma guna kenyamanan pengguna dan regulator.
"Kami tidak berpolitik, kami tidak menerima iklan politik dan tidak memiliki agenda."
"Satu-satunya tujuan kami adalah tetap menjadi platform yang dinamis untuk dinikmati semua orang," kata CEO TikTok Kevin Mayer dalam unggahannya pekan ini.
"TikTok telah menjadi target terbaru, tetapi kami bukan musuh."
Popularitas TikTok meningkat pesat sejak ByteDance mengakuisisi aplikasi Musical.ly yang berbasis di AS pada 2017, dan menggabungkannya dengan fitur video.
Baca juga: Karyawannya Diminta Hapus TikTok, Amazon Klarifikasi itu Kesalahan
James Lewis kepala program kebijakan teknologi di Pusat Studi Strategis dan Internasional mengatakan, ia yakin risiko keamanan di TikTok "mendekati nol", tetapi ByteDance bisa saja ditekan China untuk ikut melakukan penyensoran.
"Sepertinya ByteDance mungkin diperas oleh Beijing, sehingga divestasi mereka jadi masuk akal. Mereka bisa mulai menyensor," terangnya dikutip dari AFP.
Lewis mengatakan, otoritas AS di bawah CFIUS punya kekuatan untuk melepaskan akuisisi yang telah disetujui.
Tindakan serupa sudah dilakukan pada 2019 ke aplikasi kencan Grindr usai dibeli perusahaan China.
Baca juga: Ingin Hukum China soal Covid-19, Trump Berniat Larang TikTok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.