Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un: Karena Senjata Nuklir, Korea Utara Aman dari Perang

Kompas.com - 28/07/2020, 13:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Yonhap

PYONYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan, berkat senjata nuklir yang dipunyai negaranya, mereka bebas dari ancaman perang.

Pernyataan itu diucapkan sang pemimpin tertinggi dalam konfeerensi nasional veteran untuk memperingati 67 tahun gencatan senjata Perang Korea.

Perang Korea yang dimulai pada 1950 berakhir dengan gencatan senjata pada 27 Juli 1953, membuat Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam konflik.

Baca juga: Dapat Hadiah Pistol, Para Jenderal Korea Utara Berfoto Bersama Kim Jong Un

Di Utara, mereka menyebut konflik itu sebagai Perang Pembebasan Tanah Air, dan merayakan hari penghentian tembak menembak sebagai Hari Kemenangan.

"Berkat pertahanan kita yang efektif dan efektif, tak ada lagi perang di tanah ini. Keamanan nasional kita terjamin," jelas Kim Jong Un dikutip KCNA.

Dilansir Yonhap Senin (28/7/2020), Kim menekankan mereka harus terus berbenah untuk menjamin baik pemerintahan hingga rakyat Korut.

"Karena itu, kami tidak akan pernah berhenti untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional hingga tak bisa disamai siapa pun," jelasnya.

Pemimpin generasi ketiga dari Keluarga Kim itu mengatakan, tekanan yang dilakukan lawan semakin meningkat setelah perang berakhir.

Kim yang berkuasa sejak 2011 itu menjelaskan karena tekanan itulah, maka dia memutuskan fokus kepada senjata nuklir, yang dalam klaimnya membantu Korut dari ancaman.

Baca juga: Kim Jong Un Bagi-bagi Pistol ke Perwira Militer Saat Peringati 67 Tahun Gencatan Senjata Korut-Korsel

Dia menyatakan kini, Korea Utara menjadi negara yang mempunyai pertahanan kuat. Mampu melindungi secara mandiri dari segala tekanan dan ancaman negara lain.

"Perang adalah konflik militer dengan seseorang yang dianggap setara. Kini, tak ada lagi yang merendahkan kita. Jika ada, mereka bakal membayarnya," tegasnya.

Ini merupakan kali pertama sejak 2015, Kim Jong Un memberikan pidato dalam konferensi yang berisi para veteran Perang Korea.

Pengamat mengemukakan, pidato kali ini menitikberatkan pada memperkuat persatuan di tengah ekonomi mereka yang semakin kolaps.

Kolapsnya ekonomi tersebut terjadi karena pandemi virus corona, maupun deraan sanksi dari internasional dikarenakan uji coba senjata nuklir.

Pidato tersebut juga terjadi di tengah merenggangnya relasi Pyongyang dan AS, buntut negosiasi mereka yang tumbang pada Februari 2019 di Hanoi, Vietnam.

Kedua negara gagal mencapai pemahaman seperti apa denuklirisasi yang dilakukan Korut, sehingga sanksi terhadap mereka bisa dicabut.

Baca juga: Kim Jong Un Inspeksi Langsung Pembangunan Peternakan Ayam di Korut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com