Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Mongolia: Berbatasan dengan China, Tak Catatkan Korban Meninggal

Kompas.com - 18/07/2020, 23:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

ULAANBAATAR, KOMPAS.com - Mongolia dikenal sebagai salah satu negara terakhir yang memiliki kebudayaan nomadik, negara yang terletak antara dua raksasa, China dan Rusia.

Dan hingga saat ini, akan disebut sebagai negara yang berhasil menerapkan strategi melawan pandemi Covid-19.

Mongolia punya rekor luar biasa. Sejak pandemi melanda, negara ini belum mencatat satu kasus pun penularan lokal di negara dengan penduduk 3,2 juta itu.

Baca juga: Wabah Pes Muncul, Tewaskan Seorang Remaja di Mongolia

Hingga Jumat (17/07), Mongolia hanya mencatat 262 kasus positif Covid-19 dan tak satu pun warga di sana meninggal akibat virus corona, menurut data Johns Hopkins University.

Dari jumlah tersebut, 209 dinyatakan sembuh.

Berbagai laporan menyebutkan semua kasus berasal dari warga asing atau dari warga yang pulang dari luar negeri.

Mongolia berbatasan dengan Rusia di sisi utara dan China di sisi selatan, negara yang pernah menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Dari China pula pandemi Covid-19 berawal, tepatnya dari Wuhan pada Desember 2019.

Sejumlah pakar mengatakan, keputusan untuk menerapkan protokol kesehatan pada fase awal dan sikap warga yang taat melakukan protokol tersebut membuat Mongolia sukses menekan pandemi.

Ada pula yang mengatakan "udara bersih dan karakter Jenghis Khan" ikut membantu warga mengatasi penyakit ini.

Baca juga: Kasus Pes Muncul di Mongolia, WHO: Tidak Berisiko Tinggi

Karantina wilayah diterapkan Januari 2020

Dr Gendengarjaa Baigalimaa, ahli kanker di Rumah Sakit Mungun Guur di ibu kota Ulan Bator, mengatakan Mongolia memberlakukan protokol kesehatan sejak akhir Januari 2020.

Dalam tulisan di laman resmi Universitas Stanford, Amerika Serikat, Dr Baigalimaa menjelaskan sejak 25 Januari pemerintah Mongolia menutup semua sekolah dan taman kanak-kanak, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Semua kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui televisi dan internet," kata Dr Baigalimaa.

Pada pertengahan Februari, ketika pandemi menyebar di China, pemerintah Mongolia menempuh langkah pencegahan, termasuk di antaranya membatalkan perayaan tahun baru.

Pemerintah juga melarang semua perjalanan dari Ulan Bator menuju provinsi di luar ibu kota.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com