Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Presiden Pantai Gading Mengundurkan Diri Setelah PM Meninggal

Kompas.com - 14/07/2020, 06:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

YAMOUSSOUKRO, KOMPAS.com - Wakil Presiden Pantai Gading, Daniel Kablan Duncan, mengundurkan diri pada Senin (13/7/2020).

Duncan mengundurkan diri kurang dari seminggu pasca-kematian Perdana Menteri Pantai Gading, Amadou Gon Coulibaly.

Pengumuman pengunduran diri Duncan disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Pantai Gading, Patrick Achi sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Senin (13/7/2020).

Achi mengatakan Duncan menghadap Presiden Pantai Gading, Alassane Ouattara, pada 7 Juli untuk mengadakan percakapan ihwal pengunduran dirinya.

“Presiden menerimanya [pengunduran dirinya] dan pada 8 Juli menandatangani dekrit yang mengakhiri tugas-tugas Duncan,” sebut Achi.

Baca juga: PT DI Siapkan Kontrak Pembelian CN235 dengan Senegal dan Pantai Gading

Rumor ihwal Duncan hendak mengundurkan diri telah beredar selama beberapa hari.

Duncan merupakan tokoh politik veteran di Pantai Gading. Dia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada 2011 hingga 2012.

Pada 2012, dia menjabat sebagai menteri yang bertanggung jawab atas perekonomian dan keuangan negara.

Pada 2017 dia menjadi wakil presiden pertama dalam sejarah Pantai Gading. Jabatan tersebut diembannya berdasarkan konstitusi Pantai Gading yang baru pada 2016.

Pernyataan tersebut menambahkan Presiden Alassane Ouattara ingin memberikan penghormatan kepada pelayan besar negara sekaligus seorang lelaki berkuasa dan berkomitmen tersebut.

Baca juga: Bonus Belum Dibayar, Sebagian Tentara Pantai Gading Protes

Coulibaly meninggal setelah tinggal dua bulan di Perancis untuk mengobati sakit jantungnya.

Pantai Gading sendiri masih memiliki bekas luka akibat perang saudara yang meletus sembilan tahun lalu.

Pada 2011, Ouattara menggulingkan presiden saat itu, Laurent Gbagbo, yang menolak untuk meninggalkan istana kepresidenan setelah kalah dalam pemilihan. Sekitar 3.000 orang terbunuh dalam perang tersebut.

Hari berkabung nasional untuk kematian Coulibaly ditetapkan pemerintah selama delapan hari dimulai sejak Jumat (10/7/2020).

Setelah itu, jenazah Coulibaly dimakamkan di kota kelahirannya, Korhogo.

Baca juga: Pantai Gading Bergolak Lagi, Demo Terjadi di Sejumlah Kementerian

Kematian Coulibaly cukup mencengangkan karena dia mencalonkan diri untuk pemilihan presiden yang sedianya dihelat Oktober.

Opsi yang muncul untuk Ouattara, adalah mungkin dia berusaha mencalonkan diri lagi.

Namun hal itu merupakan pilihan yang dapat memicu tuduhan penyalahgunaan demokrasi atas peraturan masa jabatan presiden maksimal dua periode di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com