Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Ibunya 8 Hari untuk Temui Pacar, Bocah 3 Tahun Mati Kelaparan

Kompas.com - 09/07/2020, 21:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang bocah 3 tahun di Jepang dilaporkan mati kelaparan, setelah ditinggal sang ibu untuk menemui pacar selama delapan hari.

Dalam laporan media lokal, Noa tewas karena "kelaparan dan dehidrasi" di apartemen di Tokyo setelah ibunya, Saki Kakehashi, meninggalkannya.

Berdasarkan laporan Japan Times, keduanya tinggal di apartemen sejak Juli 2017 setelah Kakehashi bercerai dengan ayah Noa.

Baca juga: Saya Memilih Berhadapan dengan Virus Ini, daripada Masyarakat Mati Kelaparan

Juni lalu, ibu berusia 24 tahun itu meninggalkan Noa untuk mengunjungi sang pacar, yang dilaporkan tinggal di Prefektur Kagoshima.

"Dia pergi dari rumah selama delapan hari, dan baru kembali saat larut malam dengan anaknya tidak ada yang mengurus," ujar teman Kakehashi kepada polisi.

Kakehashi mengatakan, bocah 3 tahun itu tidak bernapas ketika dia kembali ke apartemen pada 13 Juni, sehingga dia segera menelepon layanan darurat.

Sayangnya seperti diberitakan The Sun Kamis (9/7/2020), bocah itu dinyatakan tewas di lokasi, dengan sang ibu ditahan pada Selasa (7/7/2020), hampir sebulan sejak anaknya mati kelaparan.

Berdasar hasil otopsi, Noa menderita thymic atrophy, gejala yang dialami oleh korban penyiksaan, serta perutnya hampir kosong.

Selain itu, Noa juga dilaporkan mengalami ruam di bagian bokong dikarenakan popoknya tidak diganti untuk jangka waktu yang lama.

Kepada polisi, Kakehashi mengaku bahwa dirinya berpikir "anaknya akan baik-baik saja" ketika ditinggal, dan tidak mengira dia akan tewas.

Awalnya, Kakehashi berkilah anaknya itu sakit selama beberapa hari. Tapi, dia tidak punya uang untuk membawanya ke rumah sakit.

Namun seperti diberitakan Daily Mirror, dia akhirnya mengaku meninggalkan anaknya selama delapan hari untuk mengunjungi pacar.

Sumber dari kepolisian mengungkapkan ketika dilakukan pemeriksaan, apartemen tempat keduanya tinggal dipenuhi dengan sampah.

Baca juga: Terabaikan Saat Lockdown, Ratusan Peliharaan Mati Kelaparan di Pasar Hewan Pakistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com