NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Para korban tanah longsor di tambang batu giok di Kota Hpakant, Negara Bagian Kachin, Myanmar mayoritas merupakan pekerja yang tidak terdaftar (ilegal).
Menurut Kementerian Informasi Myanmar, para korban adalah pekerja lepas yang datang dari berbagai penjuru Myanmar.
Karena tidak terdaftar, otoritas Myanmar kesulitan mengidentifikasi jumlah korban.
Tan Hlaing, seorang anggota kelompok masyarakat sipil setempat sekaligus sukarelawan, mengatakan keluarga korban tidak memiliki harapan untuk mendapatkan kompensasi.
Baca juga: Kesaksian Korban Longsor Tambang Batu Giok: Hanya dalam Semenit, Semua Orang Hilang
"Saya tidak tahu cara mereka (pekerja lepas) keluar dari pekerjaan ini. Orang-orang itu tetap mengambil risiko dengan pergi ke tambang karena mereka tidak punya pilihan lain," ujarnya.
Di sisi lain, aktivis lokal menyatakan pemerintah dan pebisnis lokal gagal meregulasi usaha pertambangan itu sebagaimana dilansir dari Newsweek, Kamis (2/7/2020).
Global Witness melaporkan nilai industri pertambangan batu giok di Myanmar sebesar 31 juta dollar Amerika atau senilai Rp 449 miliar pada 2014.
Organisasi investigator pemerintah dan korporasi yang berbasis di London, Inggris tersebut juga melaporkan bisnis pertambangan tersebut mempunyai ikatan dengan pemerintahan junta militer di Myanmar sebelumnya.
Baca juga: Tambang Batu Giok di Myanmar Longsor, 113 Orang Tewas
Sementara itu, setelah 12 jam pencarian pasca tanah longsor,162 jenazah telah ditemukan.
Korban yang mengalami luka-luka tercatat sebanyak 54 orang dan telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Video detik-detik tanah longsor di tambang batu giok mencuat di media sosial sebagaimana dilansir dari NPR, Kamis (2/7/2020).
A landslide at a jade mine in northern Myanmar killed at least 113 people, after a pile of mine waste collapsed into a lake, triggering a wave of mud and water that buried scores of workers. Read more https://t.co/SSP9L9XUTO pic.twitter.com/XcW2Dzwjy4
— Reuters India (@ReutersIndia) July 2, 2020
Tampak tanah dari atas tebing longsor dengan cepat. Orang-orang terlihat tunggang-langgang menjauh. Beberapa orang terseret dan tertimbun oleh longsoran itu.
Diperkirakan masih ada korban yang masih tertimbun tanah longsor.
Longsor besar sebelumnya pernah terjadi pada 2015 yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Tahun lalu, tanah longsor juga terjadi dan menimbun 50 orang.
Baca juga: [VIDEO] Detik-detik Tambang Batu Giok di Myanmar Longsor dan Tewaskan Ratusan Pekerja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.