Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarganya Dihina, Erdogan Janji Perketat Media Sosial

Kompas.com - 01/07/2020, 22:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berujar, dia berjanji bakal memperketat kontrol media sosial setelah mengaku keluarganya dihina.

Selama bertahun-tahun, bukan rahasia jika sang presiden tidak suka dengan media sosial. Dia pernah membandingkannya dengan "pisau pembunuh", dan bersumpah bakal "menghapus" Twitter.

Menteri Keuangan Berat Albayrak, yang juga adalah menantu Erdogan, mengumumkan sang istri, Esra, melahirkan anak keempat mereka dalam kicauan Selasa (30/6/2020).

Baca juga: Bantu Atasi Covid-19, Erdogan Kirim Peralatan Medis ke AS

Presiden 66 tahun itu mengklaim, meski banyak pesan positif berisi ucapan selamat, terdapat juga pesan jahat yang menghina keluarga Albayrak, terutama Esra.

Keluarganya dihina seperti itu, dia menyoroti "media yang tak terkontrol". Sikap yang dikecam baik oleh partai politik maupun organisasi perempuan.

"Anda tahu mengapa kami menentang media seperti YouTube, Twitter, dan Netflix? Untuk mengenyahkan perilaku tak bermoral seperti ini," kata dia di Ankara.

Dalam telekonfrensi di hadapan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan menganggap bahwa media itu tidak cocok untuk Turki.

"Karena itu kita harus membawanya ke parlemen, untuk menghapus media sosial ini, seutuhnya, untuk mengontrol mereka," jelasnya.

Tak lama setelah komentarnya muncul, tagar "jangan sentuh media sosialku" menjadi trending di Twitter, dilansir AFP Rabu (1/7/2020).

Pemerintahan Erdogan sempat memblokir Twitter dan YouTube pada 2014, setelah sebuah rekaman muncul, di mana presiden dan lingkarannya diduga terjerat skandal korupsi.

Ketidaksukaannya terhadap dunia maya juga dipicu protes anti-pemerintah pada 2013, yang semuanya digalang oleh Facebook dan Twitter.

Kemarahan mantan Wali Kota Istanbul tersebut muncul, setelah konferensi video dengan generasi muda pekan lalu di YouTube dipenuhi komentar negatif.

Kantor kepresidenan kemudian menutup kolom komentar. Namun, terdapat 388.000 klik di bagian "tidak suka", dibandingkan 114.000 di tombol "suka".

Kepolisian Nasional Turki kemudian menyatakan, sebanyak 11 orang ditahan atas "komentar menghina" terhadap keluarga Albayrak.

Baca juga: Mendagri Turki Mundur Buntut Kepanikan Saat Lockdown, Erdogan Menolak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com