Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Yaman jadi Negara Paling Terdampak Covid-19

Kompas.com - 28/06/2020, 18:10 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Di negara berpenduduk 27,5 juta orang, hanya ada beberapa ratus mesin ventilator yang sangat vital dalam membantu pernafasan para pasien yang terinfeksi virus corona.

Baca juga: Kilang Minyaknya Diserang, Koalisi Arab Saudi Lancarkan Operasi Militer ke Yaman

4. Jumlah kasus virus corona tidak diketahui

Alasan lain adalah tidak adanya data akurat siapa yang menderita virus corona yang menyebabkan semakin sulit untuk mencegah penyebaran di tengah sistem kesehatan yang telah rapuh.

Sejak pasien virus corona pertama kali dilaporkan di daerah yang dikuasai pemerintah, April lalu, skala sebenarnya dari wabah itu mustahil untuk diukur.

Pemerintah mengumumkan ada lebih dari 900 kasus virus corona, sementara pemberontak yang menguasai ibu kota dan wilayah padat lainnya hanya mendeteksi empat kasus.

PBB memprediksi, jika dilihat dari jumlah alat uji virus yang terbatas, kurang transparansinya data pemerintah maupun pemberontak, jumlah kasus virus corona yang sebenarnya terjadi jauh lebih tinggi daripada yang disampaikan.

Baca juga: Serukan Berakhirnya Perang Yaman, Putin Kutip Ayat Al Quran

5. Tenaga medis rentan terpapar

Sudah kekurangan obat, petugas medis juga tidak memiliki alat pelindung diri atau APD seperti masker, jubah, sarung tangan dan lainnya yang berfungsi untuk melindungi dari penyakit.

Sebuah laporan situs berita Al Masdar yang belum terkonfirmasi kebenarannya menyebut puluhan petugas medis telah tewas akibat Covid-19 di daerah yang baik dikuasai pemberontak maupun pemerintah.

Salah satu pakar penyakit menular yang paling menonjol di Yaman, Yassin Abdul Wareth, meninggal akibat Covid-19 awal bulan ini, dan digambarkan sebagai pukulan besar bagi sektor kesehatan Yaman.

Baca juga: Bahas Situasi Yaman, Putra Mahkota Abu Dhabi Temui Raja Salman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Singapore Airlines Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com