Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Korea: Invasi, Jalan Buntu, dan Gencatan Senjata

Kompas.com - 23/06/2020, 16:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

Namun, Utara kembali membalikkan momentum setelah Beijing bergerak dengan mengerahkan ratusan ribu pasukannya untuk membendung Barat.

Seoul kembali "jatuh ke pelukan" komunis pada Januari 1951, sebelum PBB yang dikomandoi AS melancarkan serangan dan merebutnya dua bulan kemudian.

Baca juga: Trump dan Kim Bisa Sepakati Berakhirnya Perang Korea di Vietnam

Gencatan senjata

Hingga Juni 1951, garis depan terpaku pada kawasan yang kini disebut Zona Demiliterisasi, tak jauh dari divisi pra-perang sepanjang paralel ke-38.

Dua tahun konflik, di mana AS terus membombardir Korea Utara meski Soviet menyediakan bantuan udara, membuat pertempuran tersebut menuai jalan buntu.

Setelah dua tahun membangun kepercayaan, disertai 158 pertemuan, gencatan senjata tercipta pada Juli 1953 dan diteken Korut, China, dan Komando PBB.

Namun Rhee, yang masih ingin mengalahkan "saudaranya" tersebut, menolak untuk membubuhkan tandatangannya di kertas perjanjian.

Baca juga: Korut Tak Berharap Deklarasi Berakhirnya Perang Korea Jika ...

Korban jiwa

Berapa jumlah pastinya mereka yang gugur dalam konflik hampir mustahil diketahui, tidak hanya karena besarnya skala konflik itu.

Melainkan juga angka yang dipaparkan kedua pihak saling bertentangan. Meski begitu, diyakini tiga juta orang Korea tewas, dengan mayoritas adalah penduduk sipil.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan, 520.000 serdadu Utara terbunuh, sementara 137.000 tentang mereka gugur.

Sementara tampilan dalam museum perang Korea di Pyongyang menyatakan, lebih dari 1,5 juta "musuh" tertawan atau tumbang dalam konflik.

Dari luar dua Korea, AS mengestimasi 400.000 orang jadi korban, dengan sumber internal Negeri "Panda" menuturkan ada 180.000.

Kemudian 37.000 personel AS gugur dalam perang, dengan jumlah korban lain dari PBB adalah sekitar 1.000 serdadu asal Inggris.

Baca juga: Meski Nantinya Perang Korea Berakhir, Pasukan AS Tetap Ada di Korsel

Gencatan senjata terlama

Perjanjian penahanan tembak menembak itu seharusnya diakhiri dengan perjanjian damai. Namun, hingga kini, hal itu urung terlaksana.

Washington masih menempatkan 28.500 serdadunya di Korsel, dengan Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal jarak jauh untuk membendung invasi AS.

Negara yang kini dipimpin cucu Kim Il Sung, Kim Jong Un tersebut masih menjadi subyek serangkaian sanksi dari Dewan Keamanan PBB.

Hingga 70 tahun sejak berakhirnya konflik, baik Utara dan Selatan masih mengklaim sebagai penguasa sah dari Semenanjung Korea.

Baca juga: Korut-Korsel Bisa Umumkan Akhir dari Perang Korea, tapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com