Namun, Utara kembali membalikkan momentum setelah Beijing bergerak dengan mengerahkan ratusan ribu pasukannya untuk membendung Barat.
Seoul kembali "jatuh ke pelukan" komunis pada Januari 1951, sebelum PBB yang dikomandoi AS melancarkan serangan dan merebutnya dua bulan kemudian.
Baca juga: Trump dan Kim Bisa Sepakati Berakhirnya Perang Korea di Vietnam
Hingga Juni 1951, garis depan terpaku pada kawasan yang kini disebut Zona Demiliterisasi, tak jauh dari divisi pra-perang sepanjang paralel ke-38.
Dua tahun konflik, di mana AS terus membombardir Korea Utara meski Soviet menyediakan bantuan udara, membuat pertempuran tersebut menuai jalan buntu.
Setelah dua tahun membangun kepercayaan, disertai 158 pertemuan, gencatan senjata tercipta pada Juli 1953 dan diteken Korut, China, dan Komando PBB.
Namun Rhee, yang masih ingin mengalahkan "saudaranya" tersebut, menolak untuk membubuhkan tandatangannya di kertas perjanjian.
Baca juga: Korut Tak Berharap Deklarasi Berakhirnya Perang Korea Jika ...
Berapa jumlah pastinya mereka yang gugur dalam konflik hampir mustahil diketahui, tidak hanya karena besarnya skala konflik itu.
Melainkan juga angka yang dipaparkan kedua pihak saling bertentangan. Meski begitu, diyakini tiga juta orang Korea tewas, dengan mayoritas adalah penduduk sipil.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan, 520.000 serdadu Utara terbunuh, sementara 137.000 tentang mereka gugur.
Sementara tampilan dalam museum perang Korea di Pyongyang menyatakan, lebih dari 1,5 juta "musuh" tertawan atau tumbang dalam konflik.
Dari luar dua Korea, AS mengestimasi 400.000 orang jadi korban, dengan sumber internal Negeri "Panda" menuturkan ada 180.000.
Kemudian 37.000 personel AS gugur dalam perang, dengan jumlah korban lain dari PBB adalah sekitar 1.000 serdadu asal Inggris.
Baca juga: Meski Nantinya Perang Korea Berakhir, Pasukan AS Tetap Ada di Korsel
Perjanjian penahanan tembak menembak itu seharusnya diakhiri dengan perjanjian damai. Namun, hingga kini, hal itu urung terlaksana.
Washington masih menempatkan 28.500 serdadunya di Korsel, dengan Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal jarak jauh untuk membendung invasi AS.
Negara yang kini dipimpin cucu Kim Il Sung, Kim Jong Un tersebut masih menjadi subyek serangkaian sanksi dari Dewan Keamanan PBB.
Hingga 70 tahun sejak berakhirnya konflik, baik Utara dan Selatan masih mengklaim sebagai penguasa sah dari Semenanjung Korea.
Baca juga: Korut-Korsel Bisa Umumkan Akhir dari Perang Korea, tapi...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.