Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Donald Trump, Membuat Amerika Berjaya Kembali

Kompas.com - 18/06/2020, 11:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA masa pagebluk Corona, Prof Bill Liddle sebagai tokoh ilmuwan Amerika Serikat melalui milis Institut Peradaban menjawab pertanyaan Prof. Salim Said sebagai tokoh ilmuwan Indonesia tentang apakah Donald Trump akan terpilih kembali pada pilpres Amerika Serikat mendatang, yang demi tidak melakukan keliru tafsir saya langsung copas (copy paste) sebagai berikut:

Jawaban Bill

Terlalu awal. Banyak Demokrat optimis, mengingat kejahatan Trump dan beberapa poll baru. Tapi saya belum. Saya masih ingat bahwa sekitar 40 persen dari pemilih mendukung Trump, termasuk 90 persen atau lebih dari pemilih Republik.

Pendukung setia Trump terdiri dari basis intinya, para white supremacists yang ingin menghapuskan semua kemajuan rasial sejak Perang Dunia ke-II, dan banyak Katolik kanan dan Kristen Evangelis yang ingin mengangkat sebanyak mungkin hakim konservatif. Mereka didorong oleh masalah aborsi belaka.

Perubahan apa yang sedang terjadi di Amerika? Saya kembali ke white supremacists, yang dulu marjinal tetapi kini diberi angin oleh Trump.

Pengertian saya tentang social movements memang begitu. Ada banyak aliran di masyarakat.

Tahun 2008, orang pluralis dan anti-rasisme diberi angin oleh munculnya Obama. Kini para white supremacists dan orang-orang kanan lainnya diberi angin oleh munculnya Trump. Mereka manfaatkan.

Lalu Trump, yang sangat pinter dalam hal ini, terus memobilisasi orang-orang itu untuk mendukung kekuasaannya. Sebentar lagi dia akan mulai dengan rally-rally besar di beberapa kota, yang pasti akan lebih mengobarkan pendukung-pendukungnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump ketika memberikan pernyataan mengenai demonstrasi yang terjadi karena kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, pada 1 Juni 2020.REUTERS/TOM BRENNER Presiden Amerika Serikat Donald Trump ketika memberikan pernyataan mengenai demonstrasi yang terjadi karena kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, pada 1 Juni 2020.

Intensitas para pendukung itu betul-betul menakutkan saya. Kalau Trump menang ia akan merasa dibebaskan dari seluruh kendala.

Jaksa Agungnya, Bill Barr, akan mendukung apa saja yang diinginkan Trump, dengan dalih tafsirannya tentang Konstitusi yang memberi kekuasaan kepada presiden seakan-akan Trump adalah seorang raja. Aneh tapi nyata.

Kadang-kadang saya melihat Barr sebagai orang korup yang ingin mempertahankan bossnya dengan segala alat yang dia miliki. Dia sendiri mengaku seorang ahli Konstitusi, dan juga seorang Katolik yang percaya bahwa negara yang aman harus tunduk kepada kekuasaan Tuhan. Betul!

Silakan baca pidatonya baru-baru ini di Univ Notre Dame. Barr sangat eksplisit di sana tentang keyakinan agamanya dan maknanya bagi sebuah negara, termasuk AS.

Kalau Trump menang, Amerika akan menarik diri dari sebanyak mungkin hubungan luar negeri dengan dalih Amerika tidak mau menyerahkan kedaulatannya ke negara atau lembaga internasional lain.

Juga Trump akan terus bertindak secara impulsif, dan merasa lebih bebas lagi. Kecuali ada Kongres yang mayoritas Demokrat, baik di House maupun di Senat, yang mungkin akan memakzulkannya sekali lagi.

Kali ini, dengan harapan bahwa Trump bisa dijatuhkan.

Membuat Amerika berjaya kembali

Ada sesuatu yang mau saya tambahkan, yaitu pandangan pemilih Republik terhadap Amerika dan Trump, sejauh saya mampu memahaminya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com