Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Serangan Korea Utara demi Raih Konsesi secara Paksa

Kompas.com - 18/06/2020, 07:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Menurut pakar, tindakan Korea Selatan menghancurkan kantor penghubung antar-Korea merupakan salah satu dari rangkaian provokasi yang bertujuan untuk memaksa konsesi dari Seoul dan Washington.

Sebelumnya, Presiden Moon Jae-in telah menjadi perantara dialog antara Pyongyang dan Washington, tetapi kini Pyongyang mempersalahkan Moon yang tidak membujuk Amerika Serikat untuk melonggarkan sanksi.

Sementara itu, hubungan internal antar-Korea telah bersitegang selama beberapa bulan terakhir, menyusul gagalnya pertemuan puncak antara pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Hanoi.

"Secara internal, Korea Utara sangat kecewa dengan Moon dan tampaknya memutuskan hubungan internal dengan Korea Selatan," ungkap Kim Keun-sik, profesor di bidang ilmu politik di Universitas Kyungnam.

Baca juga: Provokasi Korea Utara demi Memperkuat Status Adik Kim Jong Un

Profesor Kim Keun-sik menambahkan, "Dengan begitu, itu menyiratkan dalam taktik brinkmanship-nya kepada Presiden Amerika Serikat bahwa dia harus melanjutkan pembicaraan atau mencabut sanksi ekonomi seperti yang telah dituntut selama ini."

Konflik antar-Korea bulan ini terkesan dipicu oleh selebaran anti-Pyongyang yang disebarluaskan para pembelot, padahal praktik itu sudah berlangsung cukup lama.

"Ini adalah siklus provokasi yang kerap dipentaskan daripada respons satu kali," kata pakar Korea Utara, Leif-Eric Easley dari Universitas Ewha.

"Pyongyang merusak hubungan antar-Korea untuk meningkatkan tekanan dalam mencari konsesi internasional," tambahnya. "Keputusan untuk menekan Seoul adalah strategi, bukan taktik."

Baca juga: Korea Utara Bakal Kirim Militer ke Perbatasan dengan Korea Selatan

Selangkah demi selangkah

Tindakan Korut tampaknya dikalibrasi dengan hati-hati, di mana Pyongyang telah mengeluarkan beberapa peringatan dari berbagai departemen yang ada dalam pemerintahan mereka menurut berbagai sumber resmi.

Simbolisme penghancuran kantor penghubung pada Selasa kemarin tidak salah lagi, karena bangunan yang dihancurkan itu tidak digunakan selama berbulan-bulan, tidak dihuni dan yang terpenting berada di sisi perbatasannya.

Termasuk lokasi proyek bersama di mana Korea Utara kemarin menyatakan ancamannya akan meningkatkan kehadiran militernya pun juga tidak aktif selama bertahun-tahun.

Zona Industri Kaesong, di mana perusahaan-perusahaan Korea Selatan biasa mempekerjakan pekerja Utara, membayar Pyongyang untuk layanan mereka, ditutup di bawah administrasi Selatan sebelumnya.

Sedangkan kunjungan wisatawan Selatan ke Gunung Kumgang tiba-tiba berhenti pada 2008 setelah seorang tentara Utara menembak satu orang dan menewaskannya.

Korea Utara juga melanggar sanksi internasional atas program senjata yang dilarang, membatasi ruang Moon Jae-in untuk bermanuver meski berulang kali telah menggembar-gemborkan kerjasama antar-Korea.

Baca juga: Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung, Ini Respons Keras Korea Selatan

Sementara pihak Seoul sendiri tampaknya telah mencoba untuk mencegah situasi konflik meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com