Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Serangan Korea Utara demi Raih Konsesi secara Paksa

Kompas.com - 18/06/2020, 07:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

Buktinya, beberapa jam setelah pengaduan pertama soal selebaran anti-Pyongyang dari saudari Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Seoul mengumumkan akan membuat larangan untuk kegiatan itu meski bergesekan dengan kebebasan berbicara dan berkumpul di Korea Selatan yang demokratis.

Para kritikus mengatakan bahwa persetujuan semacam itu hanya akan mendorong Pyongyang untuk mengeluarkan tuntutan yang semakin besar.

Sementara para pendukung Moon menafsirkan komentar Korut sebagai indikasi bahwa Pyongyang ingin Seoul melakukan intervensi dengan Washington.

Tetapi kesabaran Seoul mungkin mulai menipis, pada Rabu (17/6/2020) Gedung Biru secara eksplisit mengkritik Kim Yo Jong, menyebut beberapa pernyataannya "tidak masuk akal" dan bahkan "sangat kasar".

Baca juga: Tolak Berunding, Korea Utara Ancam Tingkatkan Jumlah Pasukan Militer di Zona Demiliterisasi

Amerika bisa jadi sasaran amarah berikutnya

Amerika Serikat bisa menjadi yang berikutnya dalam pandangan Korea Utara.

Pyongyang telah memperingatkan Washington sebelumnya, untuk menjauhi urusan antar-Korea jika pemilihan presiden di AS pada November ingin berjalan lancar.

"Korea Utara mengirim pesan ke AS bahwa negara itu dapat melakukan sesuatu yang sama provokatif dan dramatis dalam hal hubungan AS-Utara jika Washington mempertahankan langkah seperti sebelumnya," kata Hong Min, direktur divisi Korea Utara di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional.

Tetapi langkah seperti itu akan penuh risiko bagi Pyongyang.

"Korea Utara harus menyadari bahwa taktik brinkmanship-nya tidak akan berhasil saat ini, baik dengan Washington mau pun Seoul", kata Kim Keun-sik.

"Jika dia benar-benar membutuhkan perubahan dalam status quo, maka dia harus mengubah perhitungannya daripada mengharapkan AS untuk melakukannya."

Baca juga: Militer Korea Utara Siap Beraksi Melawan Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com