Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Dampak Terbunuhnya Pimpinan Al Qaeda Afrika Utara, Abdelmalek Droukdel

Kompas.com - 07/06/2020, 14:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Para pemimpin aliansi yang terkait dengan Al Qaeda, seperti Group of Support Islam amd Muslims (GSIM), masih bebas berkeliaran.

Di antara mereka ada milisi ternama di Mali, yaitu Iyad Ag Ghaliy di Tuareg dan Amadou Koufa dari kalangan Fulani.

GSIM telah mengklaim berada di balik berbagai serangan terhadap tentara Mali sejak 2017.

Kelompok yang termasuk bagian ISIS itu juga mendirikan cabang pada 2015, oleh Abou Walid Al Sahraoui, mantan anggota AQIM.

Kelompok-kelompok yang dipimpin Koufa dan Al Sahraoui baru-baru ini sangat aktif, menurut Ibrahim Maiga dari Institute for Security Studies (ISS).

"Posisi pemberontak akan dipertahankan oleh kelompok-kelompok ini, bahkan jika kematian Droukdel menunjukkan ke mereka tidak ada yang aman," katanya.

Baca juga: Orang Nomor 2 di Al Qaeda Dibunuh atas Perintah Trump

Bisakah kawasan itu menjadi lebih stabil?

Menyingkirkan Droukdel tidak akan menyelesaikan masalah yang lebih luas di kawasan itu, ujar seorang pakar antiterorisme Perancis yang enggan disebut namanya.

Berbagai kesulitan berdampak pada ketidakstabilan dan ketidakamanan wilayah itu, demikian pendapat para ahli yang dihimpun AFP.

Kekerasan adalah masalah utama. Sekitar 30 warga desa tewas di Mali tengah hanya pada Jumat (5/6/2020).

Namun pemerintah nasional juga harus berurusan dengan masalah politik. Puluhan ribu demonstran anti-pemerintah turun ke jalan-jalan di ibu kota Mali, Bamako, pada Jumat lalu.

Keluhan tentang pemerintah yang tidak becus dan penganiayaan warga sipil oleh tentara nasional, juga sudah marak terjadi di sana.

"Semua risiko ini mungkin membayangi kematiannya," terang Ibrahim Maiga dari ISS.

Baca juga: ISIS Larang Anggotanya ke Eropa untuk Hindari Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com