Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Trump Ingin 10.000 Tentara Tangani Demo George Floyd di Washington

Kompas.com - 07/06/2020, 13:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald terungkap ingin menempatkan 10.000 tentara aktif di Washington, guna menangani demo George Floyd.

Menurut penuturan sumber senior Pentagon, sang presiden melayangkan permintaan itu dalam pertemuan "menegangkan" di Ruang Oval bersama Menteri Pertahanan Mark Esper.

Kepada NBC News, sumber itu mengungkapkan Esper berusaha membujuk bosnya itu agar "tidak membentuk pasukan federal", dalam rapat yang berlangsung Senin (1/6/2020).

Baca juga: Trump Ancam Kerahkan Militer jika Pemkot Gagal Kendalikan Rusuh Demo George Floyd

Yang dimaksud dengan "pasukan federal" adalah Trump mendesak sejumlah gubernur negara bagian untuk mengirim Garda Nasional ke Washington.

Pada hari yang sama dalam konferensi pers di Rose Garden, presiden 73 tahun itu berencana untuk mengaktifkan UU Pemberontakan.

Dipatenkan pada Maret 1807, UU itu memberi kewenangan pada Presiden AS untuk mengerahkan militer untuk memadamkan pemberontakan dan kerusuhan.

Memang dalam beberapa hari terakhir, unjuk rasa memprotes kematian George Floyd itu berubah rusuh di ibu kota, dengan laporan adanya perusakan dan penjarahan.

Dilansir Daily Mail Minggu (7/6/2020), pada akhirnya Esper menempatkan 1.600 tentara untuk "berjaga-jaga jika diperlukan".

Bagaimana pun, saat itu sudah ditempatkan sekitar 5.000 Garda Nasional di ibu kota, di mana mereka seharusnya tak membutuhkan bantuan.

Baca juga: Tolak Rencana Trump Turunkan Militer, Menhan AS: Hanya untuk Situasi Mendesak

Pada Kamis (4/6/2020), ratusan prajurit dari Divisi Udara ke-82 ditarik dari DC setelah hanya beberapa hari menempati posnya.

Penarikan itu terjadi setelah laporan kekerasan dan penjarahan berkurang, dengan Trump kemudian menarik ancamannya untuk mengerahkan militer.

Kemudian sumber lain menerangkan, Chairman Gabungan Kepala Staf, Jenderal Mark Milley, menegaskan dia menolak untuk mengerahkan pasukan aktif.

Bahkan, jenderal di angkatan darat itu "sampai harus saling berteriak" dengan sang presiden yang menghendaki penempatan serdadu.

"Saya tidak akan melakukannya. (Tugas) ini adalah untuk penegak hukum," tegas Milley seperti ditirukan sumber kepada The New Yorker.

Baca juga: George Floyd, Bisakah Trump Mengerahkan Tentara dalam Menghadapi Unjuk Rasa?

Tidak dijelaskan apakah momen itu terjadi di pertemuan yang sama dengan Esper, di mana presiden ke-45 itu menginginkan 10.000 tentara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com