Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Mesin Cuci Tangan, Bocah asal Kenya Ini Raih Penghargaan Presiden

Kompas.com - 07/06/2020, 12:42 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

NAIROBI, KOMPAS.com - Seorang bocah asal Kenya, Stephen Wamukota (9) yang membuat mesin cuci tangan dari kayu sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, menerima penghargaan presiden pada Senin (1/6/2020).

Dilansir CNN, Stephen Wamukota, dari Kabupaten Bungoma di Kenya barat, adalah yang paling muda dari 68 orang yang menerima penghargaan dari Presiden Uhuru Kenyatta.

Wamukota berhasil membuat mesin cuci tangan semi-otomatis untuk membantu mengekang penyebaran Covid-19 di Kenya, yang telah melaporkan lebih dari 2.000 kasus infeksi yang dikonfirmasi.

Baca juga: Model Rambut Virus Corona Ini Jadi Tren di Kenya

Baca juga: Kisah Janda Kenya Memasak Batu untuk 8 Anaknya yang Kelaparan

Patrick Amoth, direktur jenderal untuk Kementerian Kesehatan Kenya, dan Wachira Waruru, direktur pengelola Royal Media Service, juga menerima penghargaan presiden.

Ayah Wamukota, James, mengatakan kepada CNN bahwa putranya datang dengan ide untuk membangun mesin setelah belajar cara tetap aman dari Covid-19 pada saluran TV lokal.

"Pertama kali presiden mengumumkan infeksi Covid-19 di negara kita, dikatakan bahwa setiap orang harus mencuci tangan secara teratur untuk mencegah virus.

Anak saya mengatakan kepada saya bahwa saat itu dia telah menemukan sebuah struktur untuk membantu mencuci tangan lebih mudah," 

Baca juga: Tak Ada Agenda Kejuaraan Lari, Atlet Kenya Jadi Petani

Membuat mesin cuci tangan semi-otomatis

Untuk membuat mesin cuci tangan semi-otomatis, Wamukota mengumpulkan kayu, paku, dan tangki air kecil. 

Ayahnya, James yang profesinya memperbaiki barang elektronik mengatakan, suatu hari ketika dia pulang dia menyadari bahwa putranya telah membuat mesin cuci semi-otomatis dari sisa kayu yang direncanakannya untuk membuat jendela.

"Saya melihat bahwa apa yang dia bangun tidak stabil sehingga saya membantunya melakukan beberapa penyesuaian. Saya tidak ingin itu berantakan," katanya.

Mesin cuci tangan disatukan oleh kayu dan memiliki dua kaki pedal, satu untuk melepaskan sabun dan yang lainnya untuk melepaskan air.

Ini memungkinkan pengguna untuk menginjak pedal tanpa menyentuh permukaan dengan tangan mereka, sehingga mengurangi kemungkinan tertular virus corona.

James mengatakan putranya memahami gagasan itu berkat kurikulum sekolah Kenya, yang mengajarkan anak-anak muda cara mengumpulkan dan membangun berbagai hal.

Baca juga: Beri Bantuan Covid-19 bagi Warga, Gubernur di Kenya Masukkan Miras

Janji beasiswa

Wycliffe Wangamati, Gubernur Kabupaten Bungoma tempat Wamukota tinggal, menjanjikannya beasiswa untuk menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya.

James mengatakan perincian beasiswa masih diperbaiki karena sekolah-sekolah Kenya tetap ditutup di tengah pandemi.

"Kami sedang menunggu sekolah dibuka untuk menghubungi dia (Gubernur) tentang janjinya. Dia (gubernur) mengatakan kepada saya bahwa begitu sekolah dibuka, dia akan memberinya (Wamukota) beasiswa ke sekolah yang dapat menyamai bakatnya," kata James.

Wamukota ingin menjadi insinyur, dan James mengatakan dia berharap pengakuan presiden membuka pintu bagi putranya untuk menjadi orang hebat di negara itu.

"Dia selalu mengatakan dia ingin membangun pabrik dan menjadi insinyur," katanya. "Kuharap dia tahu, bahwa dia akan menjadi orang yang hebat."

Baca juga: Jerapah Putih yang Langka di Kenya Dibunuh Pemburu Gelap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com