Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Biarkan Kematian George Floyd Sia-sia"

Kompas.com - 07/06/2020, 08:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber NBC News

RAEFORD, KOMPAS.com - Keluarga George Floyd berkumpul untuk bernyanyi dan mendaraskan doa dalam upacara pemakaman yang berlangsung di North Carolina, AS.

Baik keluarga dan pejabat publik memberi penghormatan terakhir di Raeford untuk Floyd, yang tewas setelah lehernya ditindih di Minneapolis, pekan lalu.

Aksi Derek Chauvin, polisi yang menindih leher George Floyd, dan tiga rekannya membangkitkan aksi protes di berbagai negara.

Baca juga: Eks Polisi yang Jadi Pelaku Tewasnya George Floyd Sempat Peringatkan Rekannya

"Kematian tidak melulu soal kedukaan. Kematian itu juga bisa berarti bagaimana kita terbangun," kata Jeremy Collins, juru bicara Gubernur North Carolina Roy Cooper.

"Kematian Floyd sudah membangunkan kita semua," lanjut Collins dalam acara yang pemakaman yang berlangsung pada Sabtu (6/6/2020), dilansir NBC News.

Sheriff Hoke County, Hubert Peterkin, dalam pidatonya mengingatkan penegak hukum di seluruh AS untuk mengakui bahwa mereka "bagian dari masalah".

Peterkin mengatakan, aparat tidak punya wewenang untuk merundung, menekan, maupun membunuh seseorang hanya karena mereka mempunyai lencana dan pistol.

"Kita hanya terus membahasnya hingga terjadi lagi. Cukup sudah wacananya. Jangan biarkan kematian George Floyd jadi sia-sia," paparnya.

Pendeta Dr Christopher Stackhouse dari Gereja Lewis Chapel Missionary Baptist berujar, ada yang "berbeda" pada hari kematian Floyd.

Baca juga: Berbicara soal George Floyd, Bintang Porno Ini Mengaku Dikeluarkan dari Pesawat

"Meski dibutuhkan 8 menit dan 46 detik saat dia meninggal, butuh 401 tahun agar sistem itu bisa kembali ke tempat yang benar," kata dia.

Pendeta Stackhouse mengatakan, saat ini tengah terjadi perubahan di AS, di mana dia senang karena Floyd-lah yang menyulut aksi itu.

Sejak kematiannya di Minneapolis, kini orangtua kulit hitam bisa membicarakan mengenai apa itu rasisme kepada anak mereka.

"Kami mengembalikan cinta kepada semesta," kata Ruby Floyd, di mana sang paman, Isaac, menyanyikan lagu rohani dalam upacara penghormatan terakhir.

Dalam kesempatan itu, Collins selaku perwakilan pemerintah memberikan bendera yang hanya dikibarkan di Raleight, ibu kota North Carolina.

Baca juga: Kasus George Floyd, Kenapa Polisi AS Jarang Dinyatakan Bersalah dalam Tuduhan Pembunuhan?

Selain itu, mereka juga menerima resolusi resmi dari kantor gubernur dan lambang Lumbee, suku Indian yang diakui di sana.

Kebanyakan dari pelayat mengenakan pakaian hitam, kecuali keluarga Floyd di mana mereka memakai setelan putih, dengan jenazah George Floyd dibaringkan di peti emas.

Sebelum upacara dimulai, ribuan orang dari berbagai penjuru negeri berdatangan untuk menghadiri persemayaman terakhir, dilaporkan WRAL.

Begitu peti berisi jenazah pria 46 tahun itu datang, massa meneriakkan "kekuatan kulit hitam" dan "tak ada keadilan, tak ada perdamaian".

Baca juga: Alasan di Balik Demo Besar Menuntut Kematian George Floyd di AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NBC News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com