Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Berlutut Saat Demo George Floyd, Polisi di Oklahoma Mundur

Kompas.com - 04/06/2020, 19:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

OKLAHOMA CITY, KOMPAS.com - Seorang polisi di Oklahoma, AS, mengumumkan dia mundur dari kesatuannya setelah dilarang berlutut dalam demo George Floyd.

Dalam tayangan yang disiarkan KOCO-TV Selasa (2/6/2020), nampak mantan petugas bagian detensi, Keval Williams, berada di antara demonstran.

"Saya menyerahkan lencana saya, dan disinilah saya berada," ujar Williams saat berada dalam demonstrasi sembari membawa kertas berisi tulisan.

Baca juga: Dukung Demo Kematian George Floyd, Polisi Berlutut Bareng Demonstran

Semua berawal ketika demonstrasi memprotes kematian George Floyd di pusat kota Oklahoma berubah rusuh pada Sabtu pekan lalu (30/5/2020).

Juru bicara Kantor Sheriff Oklahoma County, Mark Myers, mengatakan bahwa para perusuh itu merangsek masuk penjara, membakar mobil, dan memecahkan kaca mereka.

Dikutip New York Post Rabu (3/6/2020), untuk meredam kerusuhan itu, sheriff membutuhkan bantuan dengan mengerahkan semua kekuatan yang ada.

Saat itu, Williams mendapatkan perintah untuk membantu melindungi Penjara Oklahoma County hingga yang lebih berpengalaman datang.

Namun, Williams memutuskan untuk mengundurkan diri. "Kalian melarang saya untuk berlutut. Jadi, hari ini saya akan melakukannya," jelasnya.

Berdasarkan keterangan Myers, sang petugas tidak diperbolehkan untuk melakukannya karena dia saat itu dilarang meninggalkan posnya.

"Kami membutuhkan semua pegawai yang ada, yang sudah ditugaskan berada di penjara, untuk tetap di tempat mereka," jelas Myers.

Baca juga: Dua Polisi Tertembak dan Satu Ditusuk di Leher Saat Demo George Floyd

Myers menerangkan, sebenarnya masih terdapat cara lain jika ada petugas mereka yang ingin berpartisipasi dalam unjuk rasa itu.

"Individu ini adalah petugas tahanan. Jika dia ikut protes dan meninggalkan para tahanan, jelas tak masuk akal," keluh Myers lagi.

Krisis yang menghantam AS dalam sepekan terakhir terjadi ketika George Floyd, seorang pria kulit hitam, tewas ditindih polisi di Minneapolis.

Pria 46 tahun itu tewas ketika lehernya dijepit oleh polisi kulit putih, Derek Chauvin, setelah sebelumnya dia diduga menggunakan uang palsu.

Chauvin, yang kemudian dipecat segera setelah videonya menindih Floyd viral di media sosial, ditangkap pada Jumat (29/5/2020).

Polisi yang disebut pernah bekerja di tempat yang sama dengan Floyd tersebut dijerat menggunakan pasal pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tak berencana tingkat dua.

Namun yang terbaru, dia mendapatkan satu tuntutan lagi, yakni pembunuhan tingkat dua, di mana total ancamannya adalah 40 tahun penjara.

Baca juga: Hasil Otopsi Nyatakan George Floyd Positif Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com