Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Virus Corona Tak Lagi Ada, Dokter di Italia Picu Kehebohan

Kompas.com - 01/06/2020, 19:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Seorang dokter di Italia memicu kehebohan, setelah dia mengklaim virus corona sudah tidak ada, membuat pemerintah menyerukan kewaspadaan.

Pekan ini, Negeri "Pizza" bersiap untuk menjalankan fase terbesar terkait pelonggaran lockdown, yang diterapkan pada Maret lalu.

Mulai Rabu ini (3/6/2020), setiap turis asing diperbolehkan memasuki Italia dan masyarakat juga diizinkan melintasi region lain.

Baca juga: Virus Corona, Dokter Italia Temukan Pneumonia Aneh sejak November 2019

Namun, pemerintah menyatakan ini adalah salah satu fase berbahaya di tengah wabah yang sudah merenggut nyawa hingga 33.500 orang.

Otoritas meminta setiap orang mematuhi aturan pembatasan fisik, dan mengenakan masker untuk mencegah adanya gelombang infeksi baru.

Namun, pendapat berbeda disuarakan oleh Dokter Alberto Zangrillo. "Realitasnya, secara klinis virus corona ini sudah tidak ada lagi," ujar dia.

Zangrillo merupakan Kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan, ibu kota Region Lombardy, yang paling parah terdampak virus corona.

Dalam wawancara dengan televisi Rai Minggu (31/5/2020), Zangrillo mendasarkan argumentasinya pada tes swab selama 10 hari terakhir.

"Pemeriksaan itu menunjukkan kandungan virus yang sangat kecil secara kuantitatif, dibandingkan pada sebulan atau dua bulan lalu," paparnya.

"Seseorang harus bertanggung jawab karena sudah melakukan teror terhadap negara ini," kata sang dokter dilansir AFP Senin (1/6/2020).

Ucapan itu tak pelak menimbulkan kehebohan dari pakar lain, dan membuat pemerintah melontarkan peringatan bahwa terlalu dini untuk berselebrasi.

Baca juga: Bersama Perancis, Italia dan Belgia Sepakat Tolak Hidroksiklorokuin untuk Covid-19

Wakil Menteri Kesehatan Sandra Zampa menyatakan, dia menantang agar disediakan bukti ilmiah bahwa Covid-19 sudah benar-benar hilang dari Italia.

"Saya ingin mengundang mereka yang berpikiran seperti itu agar tidak membingungkan publik," jelas Zampa dalam keterangan tertulis.

Sementara Ketua Dewan Kesehatan Nasional, Franco Locatelli, mengatakan dia mengaku sangat "kaget" dengan pernyataan yang disampaikan Zangrillo.

Menurut Locatelli, melihat angka kasus infeksi baru seharusnya sudah memberi gambaran penyebaran virus yang terbilang ganas di sana.

Kemudian Direktur Institut Penyakit Menular Spallazani di Roma, Giuseppe Ippolito, menyatakan belum ada bukti ilmiah virus itu bermutasi atau mengubah potensinya.

Lebih lanjut, aplikasi untuk melacak penderita Covid-19 demi menghindari gelombang kedua diluncurkan di empat dari 20 region Negeri "Pizza", dengan sisanya menyusul.

Pada Minggu, Italia melaporkan 355 kasus virus corona, dengan mayoritas terdeteksi di Region Lombardy.

Baca juga: Naik 14.919 dalam 24 Jam, Kasus Covid-19 di Brasil Lampaui Italia dan Spanyol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com