Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Gadis-gadis Afghanistan Ciptakan Ventilator dari Onderdil Mobil

Kompas.com - 20/05/2020, 21:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Sejumlah remaja putri yang tergabung dalam tim robotika Afghanistan menciptakan ventilator dari onderdil mobil di tengah wabah virus corona.

Gadis-gadis itu menjadi pemberitaan pada 2017, ketika mereka memenangkan penghargaan dalam kompetisi internasional yang digelar di AS.

Kini, tim robotika yang semuanya adalah remaja putri itu berpacu dengan waktu menciptakan ventilator dari onderdil mobil di tengah virus corona.

Baca juga: Penyerang di RS Bersalin Afghanistan Sengaja Targetkan Para Ibu yang Baru Melahirkan

Dilansir BBC Rabu (20/5/2020), mereka harus segera menyelesaikan dan mengirimkan alat bantu pernapasan itu pada akhir Mei nanti.

Afghanistan, yang bertahun-tahun diland konflik, hanya mempunyai 400 ventilator dan harus digunakan untuk 38,9 juta populasinya.

Sejauh ini, Kabul melaporkan 7.650 kasus positif Covid-19 dengan 178 korban meninggal. Namun, pemerintah situasinya bisa lebih buruk.

Sebabnya, sistem kesehatan mereka begitu lemah. "Sangat penting jika kami bisa menyelamatkan satu nyawa dengan usaha kami," terang anggota tim, Nahid Rahimi (17).

Dikenal sebagai "Afghan Dreamers", gadis-gadis itu berasal dari Provinsi Herat, lokasi di mana kasus pertama negara itu ditemukan.

Negara itu menjadi hotspot bagi wabah karena letaknya yang berbatasan dengan Iran, episentrum Covid-19 yang berada di Timur Tengah.

Baca juga: Korban Serangan Milisi di Rumah Sakit Afghanistan Meningkat Jadi 24 Orang

Tim yang usianya bervariasi antara 14-17 tahun itu membuat alat bantu pernapasan itu dari mobil Toyota Corolla bekas, dengan rantainya dari motor Honda.

Afghan Dreamers menerangkan, ventilator mereka akan memberi sedikit bantuan bagi pasien di ruang gawat darurat ketika alat utama sedang tidak ada.

"Saya merasa bangga jadi bagian dalam tim yang berusaha melakukan sesuatu untuk mendukung dokter dan perawat. Merekalah pahlawan saat ini," ujar kapten tim, Somaya Faruqi.

Kekurangan alat bantu pernapasan menjadi isu utama di seluruh dunia, dengan harga per unit yang bisa mencapai 50.000 dollar AS (Rp 735,2 juta).

Bagi Afghan Dreamers, mereka mengklaim bisa menciptakan alat bantu itu dengan banderol yang kurang dari 600 dollar AS, atau Rp 8,8 juta.

Baca juga: Milisi Serang Rumah Sakit di Afghanistan, 14 Orang, Termasuk 2 Bayi, Tewas

Dengan toko ditutup dan kota Herat berada dalam keadaan lockdown, maka mereka harus pergi hingga ke provinsi lain untuk mendapatkan suku cadang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com