Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Papan Iklan di New York Bernama 'Jam Kematian Trump' | Herd Immunity Konsep Berbahaya

Kompas.com - 13/05/2020, 05:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

"Ini adalah penyakit serius. Ini adalah musuh publik nomor satu. Kami mengatakannya lagi, lagi, dan lagi," papar Dr Ryan.

Dia menuturkan tidak ada yang selamat hingga semua populasi selamat, dan mengaku khawatir jika ada negara yang sampai menerapkan konsep ini.

Ryan mengaku tidak bisa membayangkan jika ada negara yang "secara ajaib" bisa mengatasi wabah itu berbekal pemahaman kekebalan kelompok.

Baca juga: WHO: Herd Immunity untuk Virus Corona adalah Konsep Berbahaya

3. Ribut dengan Reporter Lagi, Trump Langsung Akhiri Konferensi Pers

Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi pers virus corona pada Senin (11/5/2020), usai terlibat adu argumen dengan seorang reporter Asia-Amerika.

Reporter CBS News Weijia Jiang bertanya ke Trump, mengapa ia terus bersikeras AS lebih baik dalam melakukan pengujian Covid-19 dibandingkan negara lain.

"Mereka meninggal di mana-mana di dunia," jawab Trump. "Dan mungkin itu pertanyaan yang harus Anda tanyakan ke China. Jangan tanya saya, tanyakan ke China pertanyaan itu, oke?"

Jiang yang di bio Twitter-nya menuliskan dirinya "orang China kelahiran West Virginia", terus menekan Trump dalam konferensi pers di Rose Garden, Gedung Putih, tersebut.

 

"Pak, mengapa Anda mengatakan itu kepada saya secara khusus?" tanya Jiang, menyiratkan itu karena rasnya.

"Saya mengatakannya kepada siapa pun yang akan mengajukan pertanyaan jahat seperti itu," jawab Trump.

Ketika reporter wanita itu hendak mengajukan pertanyaannya, Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi pers dan berjalan pulang ke Gedung Putih.

Perhatian warganet dengan cepat langsung mengarah ke Jiang. Tagar #StandWithWeijiaJiang langsung jadi trending topic di Twitter.

Baca juga: Ribut dengan Reporter Lagi, Trump Langsung Akhiri Konferensi Pers

4. China Marahi Selandia Baru, Tak Usah Ikut-ikutan Dukung Taiwan di WHO

Senin (11/5/2020), China memarahi Selandia Baru karena mendukung partisipasi Taiwan di pertemuan pembuat keputusan WHO.

Negara itu harus "berhenti membuat pernyataan yang salah", kata China sembari memperingatkan masalah ini dapat berujung kerusakan hubungan bilateral.

Pejabat hukum utama WHO, Steven Solomon, mengatakan dalam briefing online bahwa hanya negara-negara anggota yang dapat memutuskan siapa saja yang berhak menghadiri Majelis Kesehatan Dunia (WHA). 

Taiwan dengan dukungan kuat Amerika Serikat (AS) terus melakukan lobi agar diizinkan ikut serta sebagai pengamat di pertemuan pembuat keputusan WHO tersebut pekan depan.

Upaya Taiwan ini memantik kemarahan dari kubu China, dan Negeri "Tirai Bambu" kemudian mendesak Selandia Baru mematuhi prinsip satu-China dengan tak perlu mendukung Taiwan mengambil peran pengamat di WHA.

Baca juga: China Marahi Selandia Baru, Tak Usah Ikut-ikutan Dukung Taiwan di WHO

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com