Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika AS Dibuka Terlalu Cepat di Tengah Covid-19, Ini Ancaman Serius yang Dihadapi

Kompas.com - 12/05/2020, 23:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) bisa menghadapi "ancaman serius" jika membuka negara terlalu cepat di tengah wabah Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan anggota gugus tugas penanganan virus corona, Dr Anthony Fauci, ketika memberikan keterangan di hadapan Senat.

Berbicara melalui telekonferensi, Dr Fauci menerangkan terdapat sejumlah "titik pengawasan" yang harus diperhatikan dalam panduan membuka wilayah.

Baca juga: Staf Gedung Putih Terpapar Covid-19, Pejabat Kesehatan AS Anthony Fauci Isolasi Mandiri

Dia menuturkan jika kota, negara bagian, bahkan pemerintah pusat melewatkan satu titik saja, dia khawatir bakal ada kasus baru yang bisa menjadi bencana.

"Tidak diragukan, bahkan dalam keadaan penerapan mitigasi terbaik, bakal terjadi kasus baru saat dilakukan pembukaan," kata Anthony Fauci.

Dr Fauci mengatakan, pembukaan AS di tengah Covid-19 tidak hanya harus mempertimbangkan momen yang pas untuk melaksanakannya.

Dilansir BBC Selasa (12/5/2020), dia menekankan pentingnya ada persiapan jika tiba-tiba meeeka menghadapi kasus penularan lain.

Pejabat kesehatan top AS itu berujar, meski nantinya terjadi penurunan laporan infeksi, bukan berarti virus corona ini telah menghilang.

Sebab, virus mempunyai tingkat penularan sangat tinggi. Sangat mungkin mereka bisa menghadapi peristiwa serupa pada musim gugur nanti.

"Saya harap jika kami mempunyai penanganan yang bagus menghadapi gelombang kedua, kami bisa menyikapinya guna mencegahnya mewabah lagi," paparnya.

Baca juga: Virus Corona, AS Catatkan Pengangguran Terbanyak dalam Sejarah

Dia juga menerangkan, terdapat sejumlah vaksin yang tengah dikembangkan. Meski mengaku optimis, dia menekankan belum ada jaminan vaksinnya efektif.

"Kami mempunyai beberapa kandidat, dan saya harap semuanya efektif. Dengan kata lain, akan menjadi banyak tembakan ke gawang," jelasnya.

Sementara dalam surelnya kepada The New York Times, dia mengungkapkan AS bakal mengalami "kematian sia-sia" jika dibuka terlalu cepat.

"Jika kami sampai melewatkan satu titik pada rencana Open America Again, bisa saja kami bakal mengalami gelombang onfeksi berkali-kali," urainya.

Meski Washington mempunyai panduan soal pembukaan kembali ekonomi, keputusan tetap kembali ke tangan gubernur negara bagian bergantung situasi yang mereka hadapi.

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, saat ini AS adalah negara paling terdampak dengan lebih dari 1,3 juta orang terinfeksi.

Kemudian 81.000 orang meninggal karena virus corona, di mana Dr Fauci menyebut jumlahnya bisa jadi lebih besar karena banyak kasus kematian tak dilaporkan.

Baca juga: Menlu AS Akui Bukti Virus Corona dari Lab Wuhan Tidak Pasti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com