Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Keracunan karena Disinfektan di AS, Trump: Bukan Tanggung Jawab Saya

Kompas.com - 28/04/2020, 20:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump menyatakan, dia tak bertanggung jawab atas banyaknya kasus keracunan karena disinfektan di negaranya.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah sebelumnya, dia sempat memberikan usulan agar ada suntik disinfektan guna melawan Covid-19.

Trump awalnya mendapat pertanyaan mengenai angka keracunan di Maryland dan negara bagian lain buntut pernyataannya pekan lalu.

Baca juga: Dikecam karena Suntik Disinfektan, Trump Ngambek Sebut Briefing-nya Buang Waktu

Badan Manajemen Darurat Maryland dalam kicauannya di Twitter memberikan peringatan setelah mereka menerima lebih dari 100 panggilan telepon.

"Ini adalah pengingat bahwa dalam keadaan apa pun, produk disinfektan tak boleh dimasukkan ke tubuh lewat suntikan atau hal lain," ujar badan darurat Maryland.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, seorang jurnalis menanyakan apakah menurut Trump, pemerintah Maryland sarkastis dengan laporan mereka.

"Saya tidak bisa membayangkan mengapa. Saya tidak bisa membayangkan mengapa demikian, ya," terang presiden 73 tahun itu dikutip Sky News Senin (27/4/2020).

Dia kemudian ditanya apakah merasa bertanggung jawab dengan informasi itu. "Tidak, saya tak tahu. Saya tidak bisa membayangkannya," kata dia.

Pekan lalu, presiden ke-45 AS itu mengusulkan bahwa memasukkan disinfektan dan sinar ultraviolet bisa menyembuhkan virus corona.

"Bahan itu bisa menyembuhkan dalam satu menit, satu menit. Mungkin ada cara seperti melakukan injeksi atau hanya sebagai pembersih," kata dia.

Baca juga: Marak Kasus Keracunan di AS, Usai Trump Usul Suntik Disinfektan Obati Covid-19

Tak pelak, ucapannya itu langsung memantik kengerian para dokter, yang menyebut perkataan itu "berbahaya serta tak bertanggung jawab".

Bahkan, produsen bahan pembersih kuman seperti Reckitt Benckiser, sampai memberikan pernyataan agar publik tak coba-cba memasukkan bahan berbahaya itu.

Pada Jumat (24/4/2020), Trump kemudian mengklarifikasi bahwa dia hanya mengajukan pertanya secara sarkastis. "Saya hanya ingin melihat reaksi kalian," ujar dia.

Tetapi sikap itu langsung memunculkan perdebatan seberapa efektif konferensi pers pemaparan Covid-19. Apalagi, sang presiden begitu mendominasi.

Para penasihatnya berusaha membawanya kembali ke jalur, dengan Gedung Putih menjanjikan jumpa pers yang berbeda ke depannya.

Mereka merencanakan agar konferensi pers tersebut membahas pembukaan kembali ekonomi daripada teori Trump mengenai asal usul virus corona.

Baca juga: Usulkan Suntik Disinfektan untuk Obati Covid-19, Trump: Itu Sarkastis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com