Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Peringatkan Korban Meninggal Covid-19 di AS Bisa Capai 100.000 Orang

Kompas.com - 04/05/2020, 18:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump memperingatkan sebanyak 100.000 orang di negaranya bisa menjadi korban meninggal karena Covid-19.

Berbicara selama dua jam dalam wawancara dengan Fox News di Lincoln Memorial, dia membantah pemerintahannya bertindak terlalu lambat menangani wabah.

Saat ini, AS adalah apisentrum Covid-19, dengan korban meninggal lebih dari 68.000, dengan total kasus penularan mencapai 1,1 juta.

Baca juga: Trump Sebut Wabah Covid-19 Terjadi karena Kesalahan Mengerikan China

Trump menyuarakan optimistis terkait pengembangan vaksin virus corona, di mana dia menyebut obat itu bakal siap pada akhir 2020.

Meski para pakar meyakini vaksin untuk wabah ini baru siap dalam kurun waktu sekitar 12 sampai 18 bulan, dilaporkan BBC Senin (4/5/2020).

"Dokter mungkin memperingatkan agar saya tak berkata seperti itu. Saya akan katakan apa yang seharusnya, vaksin akan siap secepatnya," tegasnya.

Di antara pakar yang tak sepakat dengan kepercayaan diri itu adalah Anthony Fauci, pejabat kesehatan top AS dan Kepala Medis Inggris, Chris Whitty.

Dr Fauci sempat menerangkan, vaksin yang bagus setidaknya membutuhkan waktu selama 18 bulan untuk dikembangkan dan diuji coba.

Sementara Profesor Whitty mengatakan, peluang mendapatkan vaksin efektif untuk memerangi Covid-19 pada tahun depan "relatif kecil".

Dalam wawancara tersebut, presiden 73 tahun itu menyanggah pemerintahannya dianggap tak cukup cepat mengatasi pandemi. "Kami bertindak di jalur yang benar."

Baca juga: Bicarakan Virus Corona, Trump Tiba-tiba Semprot Bush. Ada Apa?

Meski begitu, sang presiden mengakui bahwa korban meninggal karena virus corona bisa mencapai ratusan ribu orang, jauh melebihi prediksinya.

Dua pekan lalu, pemimpin dari Partai Republik itu memprediksi sekitar 50.000 sampai 60.000 orang Amerika akan kehilangan nyawanya.

Namun, setelah data motalitas melebihi 68.000, dia menyebut parameternya sudah berubah. "Kami akan kehilangan 75, 80, sampai 100.000 orang," paparnya.

Pernyataan tersebut senada dengan penjelasan koordinator Gedung Putih untuk wabah, Dr Deborah Birx, kepada Fox News Sunday.

Dikutip Los Angeles Times, sejak awal, jajarannya sudah memprediksi hampir seperempat orang akan mati karena wabah, meski negara sudah menerapkan karantina wilayah.

"Proyeksi kami selalu berada di antara 100.000-240.000 orang AS meninggal, meski dengan mitigasi penuh dan orang mempertimbangkan pembatasan sosial," kata dia.

Baca juga: Janji Kampanye Trump: Vaksin Corona Siap Akhir Tahun Ini, Masa Depan Akan Luar Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com