BEIJING, KOMPAS.com - China melalui kementerian luar negeri menekankan, mereka tidak tertarik menjegal Presiden Donald Trump di Pilpres AS.
Keterangan itu muncul setelah sang presiden menuding dia akan dihambat untuk terpilih lagi November mendatang, di tengah kritikannya atas respons Beijing terhadap virus corona.
Juru bicara kemenlu Geng Shuang menyatakan, Pilpres AS merupakan masalah internal. Jadi, dia berharap Washington tak melibatkan China.
Baca juga: Trump Tuding China Ingin Dia Kalah Pilpres AS
"Kami sudah mengatakannya berulang kali. Pilpres adalah masalah internal AS, dan kami tak tertarik mengintervensi," kata Geung.
"Kami juga berharap para politisi Amerika tak membuat masalah soal kami," lanjutnya seperti dikutip South China Morning Post Kamis (30/4/2020).
Dalam wawancara dengan Reuters Rabu (29/4/2020), Trump yakin bahwa Beijing bakal mendukung calon rivalnya, Joe Biden, untuk menang dalam Pilpres AS.
Menurut presiden berusia 73 tahun itu, kemenangan Biden bakal memberi keuntungan, di mana tekanan perdagangan yang dilayangkannya bakal berkurang.
"China akan melakukan yang mereka bisa agar saya kalah dalam pertarungan ini," ujar presiden dari Partai Republik itu dalam wawancara.
Tetapi para pengamat di daratan utama menyatakan, jika oposisi Demokrat menang sekali pun, relasi dua negara juga tak akan banyak berubah.
Shi Yinhong, pengamat di Universitas Renmin Beijing mengatakan, dia tidak berharap adanya peningkatan meski Joe Biden jadi presiden.
"Tidak akan ada Presiden AS yang ramah China. Sulit juga mengatakan apakah Biden atau Trump bakal jauh lebih buruk," papar Shi.
Pakar yang juga penasihat di Dewan Negara China menerangkan, terpilihnya jagoan Demokrat bertujuan untuk menyatukan Eropa.
Baca juga: Australia dan China Terus Bersitegang soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19
Jika negara Eropa bersatu, maka AS mempunyai keuntungan untuk menarik mereka dari Negeri "Panda", terutama di bidang teknologi yang merugikan mereka.
"Pemimpin dari Demokrat mungkin juga tidak peduli dengan komentar manis atau percakapan telepon personal seperti Trump," jelas Shi.
Biden, yang merupakan wakil Barack Obama pada 2009-2017, berjanji untuk memulihkan relasi dunia dan sekutu yang tercerai berai saat Trump memimpin.
Mantan Senator Delaware itu juga termasuk pengkritik Presiden Xi Jinping, di mana dia sempat menyebutnya "pencuri" Februari lalu.
Meski tidak akan ada peningkatan, Shi memprediksi hubungan bilateral bakal terbih bisa diprediksi begitu Biden menjadi pemimpin.
Dia menerangkan tim kebijakan luar negeri Demokrat jauh lebih berpengalaman dengan China, dan tentunya ttidak terlalu panas tensinya.
"Terdapat kemungkinan kedua negara bisa bekerja sama dalam sejumlah isu seperti pemanasan global," jelasnya.
Baca juga: Kronologi Perselisihan Australia-China soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.