Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Ancam Boikot Australia jika Didesak soal Investigasi Asal Usul Covid-19

Kompas.com - 27/04/2020, 16:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com - Duta Besar China untuk Australia mengancam bakal melakukan boikot jika terus didesak soal investigasi terkait asal usul Covid-19.

Bersama AS, Negeri "Kanguru" menyerukan adanya penyelidikan internasional mengenai bagaimana bisa virus yang awalnya adalah apidemi di Wuhan berubah jadi pandemi.

Berawal dari Pasar Seafood Huanan, Covid-19 itu langsung berubah menjadi wabah yang menginfeksi 2,9 juta, membuat miliaran orang terisolasi dan menghantam ekonomu dunia.

Baca juga: China Tolak Penyelidikan Internasional untuk Ungkap Asal Usul Virus Corona

Duta Besar Cheng Jingye menyatakan, investigasi mengenai asal usul virus corona yang didengungkan Australia merupakan langkah berbahaya.

Kepada Financial Review, Cheng mengatakan bahwa publik Negeri "Panda" sangat frustrasi, tersinggung, dan kecewa dengan ucapan Canberra.

"Jika suasana hati mereka berubah menjadi buruk, mereka tentu akan berpikir 'mengapa kami harus pergi ke negara yang tak ramah dengan China?'," ancamnya.

Dilansir AFP Senin (27/4/2020), Cheng menyatakan pariwisata Australia bakal terpukul jika rakyat negerinya tidak ada yang mau datang.

Belum lagi ancaman boikot terhadap daging maupun wine yang diproduksi Negeri "Kanguru". "Sekarang terserah mereka untuk memilih," kata dia.

Cheng mengancam bakal menarik mahasiswa China yang tengah berkuliah, menjadi sumber pendapatan negara itu di tengah mewabahnya Covid-19.

"Para orangtua mungkin akan berpikir dua kali untuk mengirim anaknya belajar ke negara yang jelas-jelas menunjukkan sikap bermusuhan," ucapnya.

Baca juga: AS dan China Bersitegang soal WHO, Pertemuan Virtual G20 Terpaksa Dibatalkan

Komentarnya itu menjadi babak ekalasi baru di antara Australia dan China, di mana relasi kedua negara tengah merenggang.

Generasi muda diplomat China disebut begitu agresif mendorong kepentingan Partai Komunis, bahkan menggunakan kekuatan ekonomu jika perlu.

Pakar menyatakan, investigasi mengenai bagaimana virus corona bisa menyebar bisa membuka sorotan terhadap para petinggi China.

Penyelidikan tersebut bisa menjadi bahan kritikan atas respons Beijing dalam menanggapi krisis, dan membuka pintu untuk kritik yang jelas tidak bisa ditoleransi.

Cheng melanjutkan, dia menuding Canberra hanya mengulangi ucapan sekutunya AS bahwa negaranya bertanggung jawab atas munculnya wabah ini.

"Sejumlah orang mencoba menyalahkan kami atas masalah yang mereka alami sendiri dan berusaha mengalihkan tanggung jawab," beber dia.

"Ini seperti pengulangan dari yang sudah diucapkan beberapa orang di Washington," sindirnya.

Baca juga: Mantan Menlu AS: Jika China Buat Vaksin Covid-19, Apakah Kita Harus Menolak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com