Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senator Partai Republik Tom Cotton: Mahasiswa China Dilarang Belajar Sains di AS

Kompas.com - 27/04/2020, 20:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senator Partai Republik Tom Cotton menyarankan agar mahasiswa dari China dilarang belajar teknologi dan sains di Amerika Serikat (AS).

Melansir New York Post, Tom Cotton mengatakan keyakinannya kalau Beijing sedang mencoba mencuri vaksin virus corona dari AS.

"Di tengah pandemi, kekayaan intelektual apa yang paling berharga di dunia? Tentu penelitian yang dilakukan laboratorium kita yang hebat dan kehidupan perusahaan sains kita terhadap obat-obatan profilaksis, obat-obatan terapeutik dan terakhir vaksin," ujar Cotton dari Arkansas pada acara Sunday Morning Future di Fox News.

Baca juga: Marak Kasus Keracunan di AS, Usai Trump Usul Suntik Disinfektan Obati Covid-19

Dia melanjutkan, "Jadi saya tidak ragu bahwa badan intelijen China secara aktif mencoba mencuri kekayaan intelektual AS karena berkaitan dengan virus yang mereka keluarkan ke dunia.

Karena, tentu saja, mereka ingin menjadi negara yang mengklaim menemukan obat-obatan itu atau menemukan vaksin, dan kemudian menggunakannya sebagai kekuatan terhadap seluruh dunia," tambahnya.

Cotton mengatakan kepada pembawa acara Maria Bartiromo bahwa dia percaya sebuah "skandal".

Baca juga: Mantan Menlu AS: Jika China Buat Vaksin Covid-19, Apakah Kita Harus Menolak?

Yaitu tentang lembaga-lembaga pendidikan AS yang telah melatih begitu banyak orang dengan pikiran paling cerdas dari Partai Komunis China untuk kembali ke rumah mereka dan mencuri pekerjaan AS.

Bahkan merancang senjata dan perangkat lain yang dapat digunakan untuk melawan Orang Amerika.

"Jadi saya pikir, kita harus melihat dengan saksama setiap visa yang kita berikan kepada warga negara China yang datang ke Amerika Serikat dan memiliki tujuan untuk belajar,

terutama di tingkat pascasarjana di bidang sains terdepan dan teknologi," katanya.

Baca juga: AS dan China Bersitegang soal WHO, Pertemuan Virtual G20 Terpaksa Dibatalkan

“Jika mahasiswa China ingin datang ke sini dan mempelajari Shakespeare dan Federalist Papers, itulah yang mereka perlu pelajari dari Amerika.

Mereka tidak perlu belajar komputasi kuantum dan kecerdasan buatan dari Amerika. "

Cotton adalah satu di antara sejumlah anggota parlemen yang menuduh China meremehkan tingkat keparahan virus corona setelah pertama kali melaporkan kasusnya pada Desember lalu di kota Wuhan.

Cotton mengatakan Partai Komunis China telah lalai secara kriminal dan tidak kompeten pada tahap awal ketika bereaksi terhadap wabah virus corona.

Dia juga mengatakan bahwa China dengan sengaja berbuat jahat dari cara mereka menanggapi virus ini kepada rakyat mereka sendiri dan dunia.

Baca juga: Usai Bicara dengan Jokowi, Trump: AS Akan Kirim Bantuan Ventilator ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com