Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penembakan Pemuda Kulit Hitam, Kementerian Kehakiman AS Diminta Investigasi

Kompas.com - 11/05/2020, 17:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kementerian Kehakiman AS diminta turun tangan menyelidiki kasus penembakan pemuda kulit hitam, Ahmaud Arbery, oleh polisi dan jaksa setempat.

Arbery tewas ditembak ketika sedang berlari oleh dua pria kulit putih, ayah dan anak bernama Gregory McMichael (64) dan Travis McMichael (34).

Penembakan terhadap pemuda 25 tahun itu terjadi pada 23 Februari di Brunswick, Georgia. Namun, saat itu kedua pelaku tidak dijerat.

Baca juga: Karena Hoaks, McDonalds Cabang Guangzhou, China, Larang Masuk Orang Kulit Hitam

Hingga pada pekan lalu, sebuah video 36 detik memperlihatkan bagaimana ayah dan anak itu menembak pemuda kulit hitam yang tak bersenjata.

Begitu rekaman itu bocor, Gregory serta Travis McMichael ditangkap atas tuduhan melakukan pembunuhan serta serangan mematikan.

Jaksa Penuntut Georgia, Chris Carr, meminta Kementerian Kehakiman untuk turun tangan guna mengungkap bagaimana penanganan kasusnya.

Dilansir Sky News, Senin (11/5/2020), seruan itu muncul setelah selebritas AS, Jay-Z dan Alicia Keys, meneken surat terbuka berisi tuntutan pengungkapan kasus Arbery.

Dalam surat terbuka yang diterbitkan oleh Atlanta Journal-Constitution, selebritas mengungkapkan, mereka terganggu dengan video tersebut.

"Faktanya jelas tidak diragukan lagi. Korban tidak bersalah dan tak bersenjata. Dia menjadi korban dari kejahatan rasial," jelas surat itu.

Dalam keterangan resminya, Carr menyatakan, mereka ingin agar penanganan kasus Ahmaud bisa diselesaikan secara transparan.

Baca juga: Gadis Kulit Hitam Ini Tewas Ditembak Polisi di Kamar Tidurnya Sendiri

"Keluarga, masyarakat, dan Negara Bagian Georgia berhak mengetahui jawabannya. Kami akan bekerja dengan penegak hukum hingga level pusat untuk mendapat jawabannya," janjinya.

Berdasarkan laporan kepolisian, Gregory McMichael mengaku, dia mengira Arbery sebagai pelaku dari serangkaian peristiwa kejahatan yang tengah terjadi.

Sementara ibu korban, Wanda Cooper Jones, meyakini putranya itu tengah jogging di lokasi kejadian ketika ditembak mati oleh ayah dan anak itu.

Pada Jumat (8/5/2020), ratusan orang berkumpul di Brunswick, dekat lokasi Arbery tewas, dan menggelar aksi unjuk rasa.

Publik menuntut agar jaksa distrik, Tom Durden, dicopot sementara supaya dia tidak didera konflik kepentingan, mengingat Gregory adalah mantan polisi.

Baca juga: Gadis Kulit Hitam Ini Tewas Ditembak Polisi di Kamar Tidurnya Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com