Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Muncul, Kenapa Kabar Kesehatannya Begitu Penting?

Kompas.com - 02/05/2020, 16:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Setelah absen sekitar 20 hari lamanya, akhirnya Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali muncul di hadapan publik.

Media setempat merilis pemberitaan dan foto yang menunjukkan Kim menggunting pita sebagai tanda peresmian sebuah pabrik pupuk.

Ini bukan kali pertama Kim Jong Un menghilang dari publik. Pada 2014, dia bahkan pernah tidak muncul selama enam pekan sebelum terlihat mengenakan tongkat.

Baca juga: Kim Jong Un Muncul ke Publik, Trump Simpan Sesuatu untuk Dikatakan

Beberapa hari kemudian, intelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu menjalani pengangkatan kista di kakinya.

Dilansir AFP Sabtu (2/5/2020), berikut merupakan alasan mengapa kesehatan Kim menjadi begitu penting, setelah dia diketahui muncul.

Siapa yang menjadi penerusnya?

Kim sudah berkuasa di Korea Utara selama hampir satu dekade, di mana jika dia meninggal, negara tertutup itu bakal menghadapi sukses tak direncanakan sepanjang sejarah.

Kepemimpinan menjadi isu keluarga di sana, di mana suksesi didasarkan pada "garis Paektu", mengacu kepada si pendiri Kim Il Sung.

Kim memang mempunyai tiga anak. Meski begitu, usianya diyakini belum cukup untuk memimpin negara yang dikenal masif dan agresif melancarkan uji coba senjata itu.

Karena itu adik sekaligus penasihatnya, Kim Yo Jong, diyakini bakal menjadi suksesornya. Namun, Korut diduga tidak akan bisa menerimanya dengan mudah.

Sebabnya, negara yang menganut ideologi Juche itu masih menganut sistem patriaki. Jadi, keberadaan perempuan sebagai pemimpin bisa menjadi isu hangat.

Baca juga: Korsel Konfirmasi Kim Jong Un Muncul di Peresmian Pabrik Pupuk Korut

Apa yang akan terjadi pada pembicaraan nuklir?

Karena menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi, segala kebijakan Partai Buruh dan militer harus mendapatkan persetujuan Kim Jong Un.

Menghilangnya sang pemimpin tertinggi selama hampir tiga pekan terjadi di tengah stagnan-nya perundingan nuklir dengan AS.

Padahal sejak 2018, atau ketika Kim menyatakan membuka pintu negosiasi di pidato Tahun Baru, dia Presiden AS Donald Trump sudah tiga kali bertemu.

Jika Kim Jong Un meninggal atau dianggap tidak mampu untuk memerintah, maka di Korea Utara akan timbul gejolak politik.

Para pakar meyakini, skenario terburuknya jika momen itu terjadi adalah membanjirnya para pengungsi dari Korut ke negara tetangga, China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com