Selanjutnya MAS mengatakan, masih belum jelas apakah Covid-19 bisa diredam secara global pada paruh kedua 2020.
Risiko gelombang infeksi berikutnya masih tetap tinggi, selama vaksin belum ditemukan.
Namun MAS mengatakan, meskipun prospek suram, Singapura belum mengalami arus modal keluar yang signifikan.
Baca juga: Untuk Putus Rantai Covid-19, Singapura Karantina Total Pekerja Asing dari Asrama
Sejauh ini, telah ada "dukungan tepat waktu dan serentak" berupa kebijakan moneter, keuangan, fiskal dan regulasi.
Berbagai kebijakan itu telah berhasil "mempertahankan nilai tukar pada tingkat yang tepat untuk mencegah meluasnya tekanan disinflasi".
MAS juga menggaris bawahi bahwa kebijakan fiskal akan memainkan "peran utama" dalam upaya meredam dampak dari resesi.
Sampai saat ini, pemerintah telah meluncurkan tiga paket kebijakan senilai hampir 60 miliar dolar Singapura dalam periode sembilan minggu.
"Secara keseluruhan, dukungan tepat waktu dan terpadu dari kebijakan moneter, keuangan, fiskal dan regulasi akan meringankan biaya ekonomi pandemi," kata laporan setengah tahunan MAS.
Kebijakan-kebijakan itu "akan membantu mencegah guncangan temporer yang parah" dan krisis ekonomi yang lebih dalam dan lebih lama.
Baca juga: Covid-19 Melonjak Drastis, Singapura Perpanjang Lockdown Parsial sampai 1 Juni