Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sita 89 Juta Masker Bermutu Jelek

Kompas.com - 26/04/2020, 19:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China mengumumkan, mereka menyita 89 juta masker bermutu jelek, di tengah keluhan dunia akan buruknya produk yang mereka ekspor.

Permintaan Alat Pelindung Diri (APD) di seluruh dunia meningkat seiring dengan mewabahnya virus corona yang menginfeksi 2,9 juta di Bumi ini.

Namun, sejumlah negara mulai melayangkan keluhan karena masker jelek atau buruknya APD yang diimpor dari China dan harus didistribusikan ke tim medis.

Baca juga: Kanada: 1 Juta Masker Impor dari China Tak Bisa Digunakan

Sebagai tindak lanjut, Gan Lin, Wakil Direktur Badan Regulasi Pasar, menyatakan pihaknya melakukan inspeksi Jumat (24/4/2020).

Hasilnya, dari 16 juta lokasi usaha yang didatangi, regulator menyita 89 juta masker dan 418.000 lembar pakaian pelindung, dilansir AFP Minggu (26/4/2020).

Gan melanjutkan, jajarannya juga menyita disinfektan terbukti tak efektif senilai 7,6 juta yuan, atau sekitar Rp 16,5 miliar.

Tidak dijelaskan dari jutaan unit barang yang disita itu, berapa banyak yang akan dikirimkan perusahaan tersebut ke negara konsumen.

Pada Sabtu (25/4/2020), Beijing merilis aturan baru untuk mengurangi jumlah produk APD yang dianggap kualitasnya di bawah rata-rata.

Dalam aturan itu, pemerintah setempat menekankan bahkan masker yang dipakai bagi non-medis harus memenuhi standar nasional dan internasional.

Kementerian perdagangan menerangkan, eksporter harus mengisi deklarasi bahwa produk medis yang mereka buat sesuai aturan keselamatan negara importer.

Baca juga: Sampah Masker Meningkat, Petugas Sampah dan Pemulung Butuh APD

Pengetatan aturan itu terjadi setelah Spanyol, Ceko, Belanda, maupun Turki terpaksa membatalkan pesanan mereka karena mutunya rendah.

Kemudian pekan lalu, pemerintah Kanada menyebut satu juta masker yang mereka pesan dari Negeri "Panda" ternyata tak memenuhi standar medis.

Pada Maret, otoritas kesehatan Belanda harus menarik lagi 500.000 unit masker yang sudah telanjur dikirimkan ke rumah sakit.

Sebabnya, muncul keluhan bahwa penutup wajah yang sudah dipesan ternyata tak menutupi muka sepenuhnya atau filternya rusak.

Berdasarkan klaim yang dipaparkan otoritas Negeri "Panda", mereka memproduksi sekitar 116 juta unit masker setiap hari.

Baca juga: Jadi Guyonan Netizen karena Kesulitan Pakai Masker, Presiden Afrika Selatan Ikut Tertawakan Dirinya Sendiri

Pejabat kementerian perdagangan, Li Xingqian dalam konferensi pers menyatakan, mereka mengirim satu miliar unit sepanjang 2020 ini.

Beijing juga menandatangani kontrak senilai 1,41 miliar dollar AS (Rp 21,7 triliun) ke 74 negara dan enam organisasi internasional.

Menurut platform data bisnis Tianyancha, dalam dua bulan pertama 2020, terdapat 8.950 pabrik baru yang memproduksi masker di China.

Meski sudah ditindak pemerintah, otoritas bea cukai Jin Hai menerangkan produksi ilegal masih terus terjadi karena itu adalah salah satu cara memperoleh "uang cepat".

Dia mengungkapkan hingga pertengahan April, jajarannya sudah mengamankan lebih dari 31,6 penutup wajah rusak dan 509.000 pakaian pelindung.

Baca juga: Hari Pertama PSBB di Banjarmasin, Banyak Warga Tak Kenakan Masker dan Boncengan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com