BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China mengumumkan, mereka menyita 89 juta masker bermutu jelek, di tengah keluhan dunia akan buruknya produk yang mereka ekspor.
Permintaan Alat Pelindung Diri (APD) di seluruh dunia meningkat seiring dengan mewabahnya virus corona yang menginfeksi 2,9 juta di Bumi ini.
Namun, sejumlah negara mulai melayangkan keluhan karena masker jelek atau buruknya APD yang diimpor dari China dan harus didistribusikan ke tim medis.
Baca juga: Kanada: 1 Juta Masker Impor dari China Tak Bisa Digunakan
Sebagai tindak lanjut, Gan Lin, Wakil Direktur Badan Regulasi Pasar, menyatakan pihaknya melakukan inspeksi Jumat (24/4/2020).
Hasilnya, dari 16 juta lokasi usaha yang didatangi, regulator menyita 89 juta masker dan 418.000 lembar pakaian pelindung, dilansir AFP Minggu (26/4/2020).
Gan melanjutkan, jajarannya juga menyita disinfektan terbukti tak efektif senilai 7,6 juta yuan, atau sekitar Rp 16,5 miliar.
Tidak dijelaskan dari jutaan unit barang yang disita itu, berapa banyak yang akan dikirimkan perusahaan tersebut ke negara konsumen.
Pada Sabtu (25/4/2020), Beijing merilis aturan baru untuk mengurangi jumlah produk APD yang dianggap kualitasnya di bawah rata-rata.
Dalam aturan itu, pemerintah setempat menekankan bahkan masker yang dipakai bagi non-medis harus memenuhi standar nasional dan internasional.
Kementerian perdagangan menerangkan, eksporter harus mengisi deklarasi bahwa produk medis yang mereka buat sesuai aturan keselamatan negara importer.
Baca juga: Sampah Masker Meningkat, Petugas Sampah dan Pemulung Butuh APD
Pengetatan aturan itu terjadi setelah Spanyol, Ceko, Belanda, maupun Turki terpaksa membatalkan pesanan mereka karena mutunya rendah.
Kemudian pekan lalu, pemerintah Kanada menyebut satu juta masker yang mereka pesan dari Negeri "Panda" ternyata tak memenuhi standar medis.
Pada Maret, otoritas kesehatan Belanda harus menarik lagi 500.000 unit masker yang sudah telanjur dikirimkan ke rumah sakit.
Sebabnya, muncul keluhan bahwa penutup wajah yang sudah dipesan ternyata tak menutupi muka sepenuhnya atau filternya rusak.
Berdasarkan klaim yang dipaparkan otoritas Negeri "Panda", mereka memproduksi sekitar 116 juta unit masker setiap hari.
Pejabat kementerian perdagangan, Li Xingqian dalam konferensi pers menyatakan, mereka mengirim satu miliar unit sepanjang 2020 ini.
Beijing juga menandatangani kontrak senilai 1,41 miliar dollar AS (Rp 21,7 triliun) ke 74 negara dan enam organisasi internasional.
Menurut platform data bisnis Tianyancha, dalam dua bulan pertama 2020, terdapat 8.950 pabrik baru yang memproduksi masker di China.
Meski sudah ditindak pemerintah, otoritas bea cukai Jin Hai menerangkan produksi ilegal masih terus terjadi karena itu adalah salah satu cara memperoleh "uang cepat".
Dia mengungkapkan hingga pertengahan April, jajarannya sudah mengamankan lebih dari 31,6 penutup wajah rusak dan 509.000 pakaian pelindung.
Baca juga: Hari Pertama PSBB di Banjarmasin, Banyak Warga Tak Kenakan Masker dan Boncengan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.