Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tensi Memanas, 11 Kapal Iran Kepung 6 Kapal AS

Kompas.com - 17/04/2020, 20:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebanyak 11 kapal Iran mengepung 6 kapal AS pada Rabu (15/4/2020), menyusul tensi perselisihan kedua negara yang memanas.

Kapal-kapal Iran berasal dari Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGCN), sedangkan 6 kapal AS terdiri dari kapal-kapal Angkatan Laut dan Penjaga Pantai Teluk.

Dilansir dari pemberitaan Reuters pada Kamis (16/4/2020), militer AS menyebut tindakan itu "berbahaya dan provokatif".

Baca juga: Update Virus Corona: Spanyol dan Iran Longgarkan Karantina | AS, India, Pakistan Mulai Lagi Perekonomian

Peristiwa ini terjadi sesekali beberapa tahun lalu dan sempat terhenti. Namun kini terjadi lagi karena ketegangan kedua negara yang meningkat.

Menurut pernyataan militer AS, kapal-kapal Iran mendekati 6 kapal militer AS ketika mereka sedang melakukan operasi integrasi dengan helikopter Angkatan Darat di perairan internasional.

Di satu titik, kapal-kapal Iran dilaporkan mendekati kapal-kapal AS hingga jarak 10 meter.

Baca juga: [Kabar Baik di Tengah Wabah Corona] Kasus Infeksi di Iran Menurun

Kapal AS lalu mengeluarkan beberapa peringatan dari radio, suara klakson, dan perangkat pembuat suara jarak jauh.

Reuters mengabarkan, kapal-kapal Iran pergi setelah sekitar 1 jam menurut pernyataan tersebut.

Kantor berita Iran (IRNA) mengeluarkan pernyataan singkat dalam bahasa Farsi tentang laporan militer AS, tanpa reaksi dari otoritas Iran.

Baca juga: Komandan Militer Iran: Trump Lebih Berbahaya dari Virus Corona

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menanggapi kejadian tersebut dalam wawancara dengan Fox News.

"Kami telah berbicara sebagai sebuah tim... Kami sedang mengevaluasi cara terbaik untuk menanggapi dan cara terbaik untuk membicarakakan kekecewaan kita dengan apa yang... terjadi," ujar Pompeo dikutip dari Reuters.

Interaksi dengan kapal-kapal militer Iran tidak jarang terjadi pada 2016 dan 2017.

Baca juga: Studi Awal Tunjukkan Kemanjuran Obat Covid-19 Keluaran Bioteknologi AS Gilead

Tiga kapal Angkatan Laut Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGCN) bermanuver dalam apa yang dikatakan Angkatan Laut AS adalah tindakan tidak aman dan tidak profesional terhadap kapal-kapal Militer AS dengan melintasi busur dan buritan kapal dalam jarak dekat. Tiga kapal Iran terlihat di samping kapal ekspedisi pangkalan laut USS Lewis B. Puller pada 15 April 2020.US NAVY via REUTERS Tiga kapal Angkatan Laut Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGCN) bermanuver dalam apa yang dikatakan Angkatan Laut AS adalah tindakan tidak aman dan tidak profesional terhadap kapal-kapal Militer AS dengan melintasi busur dan buritan kapal dalam jarak dekat. Tiga kapal Iran terlihat di samping kapal ekspedisi pangkalan laut USS Lewis B. Puller pada 15 April 2020.
Di beberapa kesempatan, kapal-kapal AL AS menembakkan tembakan peringatan ke kapal-kapal Iran ketika mereka terlalu dekat.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat lagi awal tahun ini, setelah AS membunuh Qassem Soleimani kepala pasukan elite Iran Quds, dalam serangan drone di Irak.

Iran lalu membalas pada 8 Januari dengan serangan rudal ke pangkalan Ain al-Asad Irak, di mana pasukan AS ditempatkan.

Baca juga: Naik 4.491 dalam 24 Jam, Korban Meninggal Covid-19 di AS Capai 32.917

Tidak ada pasukan AS yang tewas atau cedera tubuh, tetapi lebih dari 100 prajurit didiagnosis menderita cedera otak traumatis.

Presiden Donald Trump awal bulan ini mengatakan, Iran atau kuasanya telah merencanakan serangan diam-diam terhadap target AS di Irak, dan memperingatkan mereka akan "membayar mahal" tindakan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com