Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara di Asia Dikhawatirkan Jadi Pusat Gelombang Kedua Virus Corona

Kompas.com - 14/04/2020, 23:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Sementara jika langkah yang lebih ketat dengan cara supresi, seperti pemberlakuan denda, maka pergerakan warga turun hingga 10 persen.

Dengan strategi supresi, perkiraan angka kematian di Indonesia bisa ditekan sampai 120.000 jiwa. Namun jika langkah ini tidak diambil maka angka kematian bisa mencapai 1,2 juta jiwa.

Profesor Rob melihat, peningkatan kasus baru-baru ini menunjukkan semua negara harus mengambil langkah agresif untuk "memadamkan titik api".

Ia menambahkan kesuksesan setiap negara dalam melawan virus corona bergantung sepenuhnya pada kekayaan negara, pemerintah dan sistem kesehatan.

"Saya rasa kita akan menghadapi era Covid-19 jauh lebih lama dari apa yang kita kira. Kita akan mengalami gelombang kedua, ketiga atau keempat - ini yang terjadi dengan Flu Spanyol," jelasnya.

Baca juga: Kunci Penularan Virus Corona dari Jenazah Pasien Covid-19

Akankah episentrum virus corona kembali ke Asia?

Setelah jumlah kasus meningkat meski perlahan dalam tiga bulan terakhir, Jepang mengumumkan status darurat dan bersiap menghadapi lonjakan infeksi.

Di Singapura, pemerintah memperbanyak penanganan, seperti menutup sekolah, tempat kerja, dan melaran aktivitas yang dianggap tidak penting.

Profesor Teo Yik Ying dari Sekolah Kesehatan Publik Saw Swee Hock di National University of Singapore mendeskripsikan gelombang kedua kasus wabah virus corona sebagai proses kenaikan kasus cepat yang sangat mengkhawatirkan.

"Gelombang kedua virus corona sebenarnya berasal dari orang-orang Singapura dan penduduk tetap yang baru kembali dari negara di mana terjadi penularan antar-komunitas terjadi," kata Profesor Teo.

Ia mengatakan bahwa sistem kesehatan di Singapura dan Jepang harus siap menghadapi gelombang kedua. Singapura menurutnya sudah mengantisipasi kenaikan jumlah infeksi.

Baca juga: Kasus Virus Corona di Rusia Meningkat, Putin Isyaratkan Kirim Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com