Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertunjukan Lampu Warnai Berakhirnya Masa Lockdown di Wuhan

Kompas.com - 08/04/2020, 07:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WUHAN, KOMPAS.com - China resmi mengakhiri masa lockdown di Wuhan, 11 pekan sejak berakhirnya wabah virus corona yang membuat dunia berada dalam masa krisis.

Otoritas mulai mengizinkan sekitar 11 juta warganya bepergian keluar masuk kota tanpa membutuhkan adanya panduan khusus.

Jika pun ada, itu adalah kewajiban bagi warga Wuhan untuk mengunduh aplikasi berisi tracing data dan pengawasan pemerintah.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Kasus Baru di Wuhan dalam 6 Hari Beruntun

Berdasarkan aplikasi itu, mereka harus bisa menunjukkan bahwa mereka berada dalam kondisi sehat, dan tak melakukan kontak dengan penderita virus corona.

Pertunjukan lampu di sisi lain Sungai Yangtze menandai momen itu, dengan gedung dan jembatan menunjukkan momen tenaga medis merawat pasien.

Salah satunya memperlihatkan tulisan "kota pahlawan", julukan yang disematkan oleh Presiden China Xi Jinping, dikutip Sky News Rabu (8/4/2020).

Di sepanjang tanggul dan jembatan, orang-orang meneriakkan "Ayo, Wuhan!" dan menyanyikan lagu kebangsaan mereka secara acapella.

"Saya belum pernah berada di luar selama lebh dari 70 hari," kata Tong Zhengkun secara emosional, sambil melihat pertunjukan itu di jembatan.

Tong mengungkapkan, kompleks apartemennya langsung ditutup begitu mengetahui ada salah satu penghuninya positif terinfeksi Covid-19.

Dia tidak diperbolehkan untuk keluar dari apartemen, bahkan untuk membeli makanan. Segala kebutuhan hariannya dicukupkan otoritas lingkungan.

"Berada di dalam ruangan benar-benar membuat saya gila," kata dia. Seiring dengan dibukanya Wuhan, lalu lintas pun perlahan aktif.

Jembatan, terowongan, dan jalan raya dibuka, sementara masyarakat mengantre kereta atau pun pesawat, berharap bisa kembali bekerja.

Baca juga: Penjual Udang di Pasar Seafood Wuhan Mungkin adalah Pasien Nol Virus Corona

Larangan di ibu kota Provinsi Hubei tersebut mulai diperlunak dalam beberapa pekan terakhir setelah tak ada lagi kasus yang terdeteksi.

Pada Selasa (7/4/2020), Beijing mengumumkan tidak ada kasus baru baik dalam penularan maupun korban meninggal karena Covid-19.

Meski laporan China itu diragukan, keputusan untuk membuka kembali lockdown Wuhan dan kota di sekitarnya ditiru oleh negara lain.

"Orang di sini membayar mahal, baik karena kebosanan atau tekanan psikologi. Warga Wuhan terkenal karena tekad kuat mereka," ujar Zhang Xiang.

Selama sekitar 76 hari masa karantina, masyarakat hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli makanan atau menghadiri agenda sangat penting.

Mereka yang boleh keluar pun harus menunjukkan bahwa mereka sehat, dan memperlihatkan dokumen ke mana tujuan mereka dan mengapa mereka melakukannya.

Baca juga: Update Covid-19 di Asia: Wuhan Mulai Hidup Lagi | Brunei Umumkan Kematian Pertama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com