Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Kabar Baik di Tengah Wabah Corona] Insinyur Mercedes F1 Bikin Alat Bantu Pernapasan Sampai Nenek Tertua di Dunia yang Selamat

Kompas.com - 06/04/2020, 19:16 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Tim insinyur manufaktur Mercedes Formula One (F1) bekerja sama dengan ahli klinis dan insinyur-insinyur dari universitas di London.

Mereka bekerja sama dalam mendesain alat bantu pernapasan untuk pasien virus corona yang nantinya bisa diproduksi massal.

Pengembangan produk ini juga bisa mengurangi kebutuhan tim medis dalam penggunaan ventilator.

Alat yang bernama The Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) adalah mesin yang direkomendasikan oleh Badan Regulator Pengobatan dan Produk Kesehatan Inggris.

Baca juga: Momen Langka, Inilah 4 Pidato Kenegaraan Ratu Elizabeth II Selama 68 Tahun Bertakhta

Hal itu berdasarkan pernyataan Universitas College London Hospital (UCLH) yang juga berpartisipasi dalam proyek tersebut.

Meski begitu, CPAP telah digunakan sebelumnya di beberapa rumah sakit di China dan Italia untuk merawat pasien virus corona.

Laporan yang didapat dari perawatan yang menggunakan alat itu adalah mampu meminimalisir penggunaan ventilator.

Ventilator merupakan salah satu alat medis yang banyak dibutuhkan namun jumlahnya tidak banyak. Inggris termasuk negara yang kekurangan ventilator.

Baca juga: Meski Terinfeksi Virus Corona, PM Inggris Boris Johnson Tetap Bekerja Keras

Profesor Mervyn Singer, seorang konsultan perawatan kritis dari Universitas College London Hospital mengatakan kalau CPAP dapat membantu menyelamatkan banyak nyawa.

Pasien non-kritis yang memakai CPAP secara otomatis memastikan penggunaan ventilator hanya diperuntukkan bagi mereka yang menghadapi masa kritis.

Mesin CPAP memungkinkan siklus udara yang dihirup pasien selalu dalam kondisi baik dan meningkatkan jumlah oksigen masuk ke paru-paru dengan mendorong udara juga oksigen melalui mulut juga hidung.

Berdasarkan pernyataan yang ada, sekitar 100 dari mesin yang ada telah diuji coba klinis di UCLH.

Baca juga: 100 Rekan Sejawatnya Meninggal karena Virus Corona, Dokter dan Perawat di Italia Trauma

Profesor Tim Baker dari UCLH mengatakan bahwa proses yang mestinya memakan waktu bertahun-tahun ini bisa selesai hanya dalam beberapa hari.

Proses cepat itu tentu berkat kerja keras tim sepanjang waktu yang membongkar dan menganalisis kondisi mesin sebelumnya dengan penggunaan simulasi komputer untuk menciptakan versi canggih yang mampu diproduksi massal.

Setelah uji coba klinis, Mercedes dan tim F1 bisa memproduksi sebanyak 1.000 alat bantu tersebut per harinya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com